REVIEW
KIMIA DASAR
PERTEMUAN
3
LUSI
SULISTIANI
RRA1C217001
DOSEN
PENGAMPU :
Dr.
YUSNELTI M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zaman sekarang semakin cepat perkembangan ilmu, semakin banyak zat-zat
kimia dan unsur-unsur kimia yang ada di muka bumi.Untuk itu pengertian tentang
kimia seperti atom, unsur, mol, hukum kimia, komposisi persen rumus kimia dan
rumus empiris harus lebih ditingkatkan untuk menambah wawasan kita mengenai
hal-hal seperti itu.
Ilmu kimia merupakan bagian ilmu pengetahuan alam yang
mempelajari materi yang meliputi susunan, sifat, dan perubahan materi serta
energi yang menyertai perubahan materi. Penelitian yang cermat terhadap
pereaksi dan hasil reaksi telah melahirkan hukum-hukumdasar kimia yang
menunjukkan hubungan kuantitatif atau yang disebut stoikiometri.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui
pengertian atom, molekul, dan mol
Untuk mengetahui konsep
mol
Untuk mengetahui cara
pengukuran mol atom
Untuk mengetahui cara
pengukuran mol dari senyawa : massa molekul dan massa rumus.
Untuk mengetahui cara
mencari rumus kimia
Untuk mengetahui rumus empiris dan rumus molekul
BAB
II
PEMBAHASAN
ATOM
A. MODEL ATOM
1. Model
Atom Dalton
Menurut
penadapat Dalton yaitu sebagai berikut :
·
Atom
merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi.
·
Atom
digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki
atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
·
Atom-atom
bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana.
Misalnya air terdiri atas atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen.
·
Reaksi kimia
merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atomatom,
sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Hipotesis Dalton digambarkan dengan model atom sebagai
bola pejal seperti bola tolak peluru.
2. Model
Atom Thompson
Model
atom Thompson dikenal dengan model roti kismis.
Menurut Thompson, atom terdiri dari materi
bermuatan positif (+) dan di dalamnya tersebar elektron, seperti kismis dalam
roti kismis. Secara keseluruhan, atom bersifat netral.
3. Model
Atom Rutherford
Model
atom semakin berkembang dengan ditemukannya inti atom. Melalui percobaan
selanjutnya, diketahui bahwa inti atom terdiri dari proton dan neutron.
Kemudian Rutherford mengusulkan model atom sebagai berikut:
Kelemahan model
atom Rutherford adalah bahwa model tersebut tidak dapat menjelaskan mengapa
elektron tidak tersedot jatuh ke inti atom.
4. Model Atom Niels
Bohr
Karena adanya
kelemahan pada model atom Rutherford, maka Niels Bohr
mengusulkan model
berikut:
Tetapi model atom
Bohr tidak dapat menjelaskan spektrum atom atau ion yang
berelektron banyak.
Hal terpenting dari teori Bohr yang sampai saat ini masih
diterima adalah
gagasan tentang tingkat energi (kulit atom).
5. Model Atom
Mekanika Kuantum (Mekanika Gelombang)
Beberapa penemuan
penting yang mendasari model atom ini adalah:
·
Menurut de Broglie,
gerakan partikel yang bergerak dengan kecepatan
mendekati kecepatan
cahaya mempunyai sifat gelombang. Contohnya adalah
gerakan elektron
mengitari inti atom.
·
Menurut Heisenberg,
posisi elektron tidak dapat ditentukan dengan pasti. Yang
dapat ditentukan
hanyalah kebolehjadian menemukan elektron. Daerah dalam
ruang di sekitar
inti atom dengan kebolehjadian menemukan elektron disebut
orbital.
Model atom mekanika kuantum mempunyai persamaan dengan model
atom Bohr
dalam hal adanya
tingkat energi (kulit atom). Perbedaan dari kedua model tersebut
terletak pada
bentuk lintasan elektron. Bohr menggambarkan lintasan berupa
lingkaran dengan
jari-jari tertentu, sedang model mekanika kuantum berupa orbital.
B. SUSUNAN ATOM
Menurut pandangan
modern, atom terdiri dari inti yang bermuatan positif (yang terdiri dari
proton dan neutron)
dan awan partikel bermuatan negatif (yang disebut elektron).
Elektron senantiasa
bergerak mengelilingi inti atom. Inti atom sangat kecil jika dibandingkan
terhadap atom secara keseluruhan, tetapi sangat pejal.
C. NOMOR ATOM (Z) DAN NOMOR MASSA (A)
Nomor atom (Z) :
jumlah proton (p) dalam suatu atom
Z = p ………. (1)
A = p + n ………. (2)
Jumlah elektron dapat ditentukan dengan cara:
- Pada atom netral: e = p
- Pada atom
bermuatan +X: e = p – X
- Pada atom
bermuatan –X: e = p + X
Secara umum,
susunan suatu atom dinyatakan dengan notasi:
A = nomor massa
Z = nomor atom
X = lambang unsur
Nomor Massa (A) = Jumlah proton +
Jumlah neutron
atau
Jumlah Neutron = Nomor massa –
Nomor atom
Nomor Atom (Z) = Jumlah proton
1. Nomor Atom (Z)
Nomor atom (Z) menunjukkan jumlah proton
(muatan positif) atau jumlah elektron dalam atom tersebut. Nomor atom ini
merupakan ciri khas suatu unsur. Oleh karena atom bersifat netral maka jumlah
proton sama dengan jumlah elektronnya, sehingga nomor atom juga menunjukkan
jumlah elektron. Elektron inilah yang nantinya paling menentukan sifat suatu
unsur. Nomor atom ditulis agak ke bawah sebelum lambang unsur.
2. Nomor Massa (A)
Massa elektron sangat kecil dan dianggap
nol sehingga massa atom ditentukan oleh inti atom yaitu proton dan neutron.
Nomor massa (A) menyatakan banyaknya proton dan neutron yang menyusun inti atom
suatu unsur. Nomor massa ditulis agak ke atas sebelum lambang unsur.
D. KONFIGURASI ELEKTRON
Konfigurasi
elektron menggambarkan persebaran elektron dalam kulit atom. Aturan penulisan
konfigurasi elektron untuk unsur golongan A adalah sebagai berikut:
1. Pengisian kulit
dimulai dari tingkat energi terendah kemudian ke tingkat energi tinggi.
2. Isi penuh
sebanyak mungkin kulit, dimulai dari kulit K. Kemudian hitung jumlah elektron
yang tersisa.
3. Misal kulit
terakhir yang terisi penuh adalah kulit ke n, maka kulit berikutnya, yaitu
kulit ke (n+1) diisi maksimum sama dengan kulit n. Jika elektron yang tersisa
tidak cukup, diisi sama dengan kulit ke (n – 1), dan seterusnya.
4. Jika jumlah
elektron tersisa <=8, ditempatkan pada kulit berikutnya.
5. Jumlah maksimum
elektron pada kulit terluar adalah 8.
E. Isotop, Isobar, dan Isoton Suatu Unsur
Setelah penulisan lambang atom unsur dan
penemuan partikel penyusun atom, ternyata ditemukan adanya unsur-unsur yang
memiliki jumlah proton yang sama tetapi memiliki massa atom yang berbeda. Ada
pula unsur-unsur yang memiliki massa atom yang sama tetapi nomor atom berbeda.
Oleh karena itu, dikenallah istilah isotop, isoton, dan isobar.
1. Isotop
Isotop adalah atom yang mempunyai nomor
atom sama tetapi memiliki nomor massa berbeda.
Contoh
Setiap isotop satu unsur memiliki sifat
kimia yang sama karena jumlah elektron valensinya sama. Isotop-isotop unsur ini
dapat digunakan untuk menentukan massa atom relatif (Ar) atom tersebut
berdasarkan kelimpahan isotop dan massa atom semua isotop.
2. Isobar
Isobar adalah unsur-unsur yang memiliki
nomor atom berbeda tetapi nomor massa sama.
3. Isoton
Atom-atom yang berbeda tetapi mempunyai
jumlah neutron yang sama.
F. ELEKTRON VALENSI
Elektron valensi
adalah elektron yang terdapat pada kulit terluar. Elektron valensi berperan
pada pembentukan ikatan antar atom dalam membentuk senyawa. Oleh karena itu, sifat
kimia unsur banyak ditentukan oleh elektron valensinya. Unsur yang mempunyai
elektron valensi sama, ternyata mempunyai sifat yang mirip.
MOLEKUL
A.
Pengertian
Molekul
Molekul
adalah kumpulan dua atom atau bahkan lebih yang ada didalam suatu susunan tertentu
yang terikat oleh gaya kimia atau ikatan kimia. Molekul terbentuk dari adanya
dua atom atau bahkan lebih yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang
lainnya dan juga memiliki unsure- unsure yang sama, missal O2 yang ada pada
sebuah oksigen atau pada atom yang mempunyai unsure yang berbeda yang sering
disebut dengan sebutan molkul senyawa. Contoh H2O yang terdiri dari dua atom H
dan juga satu atom yaitu O.atom- atom itu harus berhubungan dengan kuat, sebab
atom yang tidak kovalen tidak akan bisa dianggap sebagai molekul tunggal.
Molekul juga sering disebut sebagai salah satu dari bagian atom yang paling
kecil dan tidak bisa dipecahkan dari senyawa kimia yang terdiri dari dua atom
atau bahkan lebih yang berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.
Molekul
adalah suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan atom. Hubungan antara
atom dan molekul sangat kuat, bahkan bisa dikatakan jika setiap ada atom pasti
disitu ada molekul. Sangat jarang diketahui atau ditemui atom bisa berdiri
sendiri, sebab atom saling melekat dan juga saling mengikat satu dengan yang
lain. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian molekul
adalah sekumpulan atom- atom yang saling terikat satu dengan yang lainnya untuk
membentuk bagian yang terkecil dari sebuah senyawa atau zat yang bisa berdiri
sindiri. Molekul adalah suatu barang yang sangat kecil sehingga masih terlalu
sulit jika harus dilihat dengan menggunakan mata telanjang bulat.
Diatas telah
dijelaskan tentang pengertian molekul, saatnya sekarang membahas tentang bentuk
dari molekul itu sendiri. Atom yang terdapat dalam molekul yang saling terkait
supaya bisa stabil dengan cara berbagi electron sehingga bisa terbentuk suatu
molekul. Bentuk dari molekul itu sendiri adalah susunan atom suatu molekul berdasar
pada susunan ruangan electron. Walaupun bentuk molekul tidak bisa dilihat
dengan jelas, tetapi bentuk dari molekul itu bisa dilihat melalui teori
hibridasi dan vsepr.
Dari adanya
pengertian molekul ada dua teori yang bisa ditemukan yaitu teori valence shell
electron pair of repulsion atau yang sering disebut dengan VSEPR adalah sebuah
teori yang bisa menjelaskan adanya struktur ruang pada molekul dengan cara
pendekatan secara tepat. Teori VSEPR menjelaskan adanya ikatan antara atom yang
bisa mempengaruhi suatu bentuk molekul berdasar tolakan pada sepasang electron
disekitar pusat atom. Electron yang dipakai secara berpasangan didalam suatu
atom yang ada pada kulit terluar, baik yang terikat ataupun yang bebas.
Sedangkan teori hibridasi lemengandalkan pada orbital atom. Hibridasi itu
sendiri sendiri adalah suatu proses pencampuran obital sebuah atom didalam
suatu atom guna menghasilkan satu orbital atom yang baru sebelum dibentuk
sebuah ikatan yang kovalen. Adapun orbital atom itu adalah orbital yang bisa
dibentuk sebagai suatu hasil pengabungan dua atau lebih orbital yang tidak
setara.
B.
Macam –
Macam Molekul
1.
Molekul Unsur
Molekul
Unsur adalah Molekul yang terbentuk dari hasil penggabungan atom atau unsur
yang satu jenis.
Dengan kata
lain, Molekul Unsur hanya memiliki satu jenis unsur/ atom saja. Berbicara
mengenai Molekul Unsur, ternyata ada penamaan tersendiri mengenai jumlah unsur
penggabungnya.
- Dwiatom : Molekul yang terbentuk dari 2 atom
- Triatom : Molekul yang terbentuk dari 3 atom
- Tetraatom : Molekul yang terbentuk dari 4 atom
Untuk
molekul yang terdiri dari 3 atau lebih atom, sering disebut dengan molekul
poliatomik.
Contoh
Molekul Unsur
- O2 (Oksigen)
- O3 (Ozon)
- P4 (Posfor)
- N2 (Nitrogen)
- H2 (Hidrogen)
2.
Molekul
Senyawa
Molekul
Senyawa adalah Molekul yang terbentuk dari hasil penggabungan atom atau unsur
yang berbeda jenis.
Pengertian
ini tentu berbanding terbalik dengan Molekul Unsur, yang hanya memiliki satu
jenis unsur saja. Di sinilah titik perbedaan antara Molekul Unsur dengan
Molekul Senyawa.
Perlu
diketahui juga : “ Semua senyawa adalah molekul; tidak semua molekul senyawa “
Contoh
Molekul Senyawa
- CO2 (Karbon Dioksida)
CO2 merupakan hasil penggabungan 1 atom Karbon dan dua atom Oksigen. Di sini kita bisa lihat bahwa atom H berbeda dengan atom O. - CO (Karbon Monoksida)
Terdiri dari 1 atom Karbon dan 1 atom Oksigen. - H2O (Air)
Terdiri dari 2 atom Hidrogen dan 1 atom Oksigen. - CO(NH2)2 (Urea)
Terdiri dari 1 atom karbon, 1 atom Oksigen, 2 atom N, dan 4 atom Hidrogen. - CaO (Kalsium Oksida)
Terdiri dari 1 atom Kalsium dan 1 atom Oksigen. - C6H12O6 (Gula/Glukosa)
Terdiri dari 6 atom karbon, 12 atom Hidrogen, 6 atom Oksigen. - CaCO3
Terdiri dari 1 atom Kalsium, 1 atom Karbon dan 3 atom Oksigen. - H2SO4
Terdiri dari 2 atom Hidrogen, 1 atom Sulfur (Belerang), dan 4 atom Oksigen. - NH3 (Amonia)
Terdiri dari 1 atom N dan 3 atom Hidrogen. - HCL (Hidrogen Klorida)
Contoh lain
dari Molekul dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saja pada
saat kita bernapas. Pada proses respirasi (bernapas), kita melibatkan Molekul
Unsur dan Molekul Senyawa tanpa kita sadari. Adapun Reaksi Kimianya yaitu :
- C6H12O6 + 6O2 —– > Energi + 6CO2 +6H2O
- Zat Makanan (Glukosa) + Oksigen —– > Energi + Karbondioksida + Uap Air
Reaksi kimia
di atas menunjukkan bahwa proses respirasi memerlukan oksigen untuk menguraikan
glukosa yang terdapat pada zat makanan (karbohidrat) menjadi uap air,
karbondioksida dan energi. Energi inilah yang digunakan untuk melakukan
aktifitas dalam kehidupan sehari-hari.
Dilihat dari
rumus kimia respirasi di atas, dapat kita simpulkan bahwa Molekul Unsur dalam
proses respirasi adalah oksigen, dan Molekul Senyawanya adalah air, glukosa,
dan karbondioksida.
MOL
A. Pengertian Mol
Mol
(1896- Wilhelm Ostwald) adalah jumlah zat yang mengandung partikel zat itu
sebanyak atom/molekul/ion yang terdapat dalam 12 gram C-12
1 mol = 6,02 x 1023. Bilangan 6,02 x 1023 ini
disebut tetapan avogadro dan dinyatakan dengan lambang L.
B. Hubungan Jumlah Mol dengan Jumlah
Partikel
JP = n x 6,02 x 1023
Dimana : JP
= jumlah partikel
n = jumlah mol
Contoh :
1.
Tentukan jumlah partikel (ion/ atom/molekul) yang terdapat dalam :
a.
1 mol Ca
b. 2 mol H2O
Jawab : Gunakan rumus : JP = n x 6,02
x 1023
a.
JP = 1 mol x 6,02 x 1023 atom/mol = 6,02 x 1023 atom
b. JP =
2 mol x 6,02 x 1023 molekul/mol = 12,05 x 1023 molekul
2.
Tentukan Jumlah mol dari :
a.
3,01 x 1022 atom besi
b. 1,204 x 1023 molekul air
Jawab :
Rumus JP = n x 6,02 x 1023
dapat ditata ulang untuk menghitung jumlah mol menjadi
C. Hubungan Jumlah Mol dengan Massa
Molar ( Ar / Mr ) dan Massa
Telah diketahui bahwa satu mol adalah
jumlah zat yang mangandung partikel (atom, molekul, ion) sebanyak atom yang
terdapat dalam 12 gram karbon dengan nomor massa 12 (karbon-12,C-12). Sehingga
terlihat bahwa massa 1 mol C-12 adalah 12 gram. Massa 1 mol zat disebut massa
molar. Massa molar sama dengan massa molekul relatif (Mr) atau massa atom
relatif (Ar) suatu zat yang dinyatakan dalam gram.
1. Massa Atom Relatif (Ar)
Perbandingan massa satu atom dengan
massa atom standar disebut massa atom relatif (Ar). Karena atom sangat ringan,
maka tidak dapat digunakan satuan g dan kg untuk massa atom, maka digunakan
satuan massa atom (s. m. a). 1 s.m.a =
1,66 x 10-24 g
Saat ini penentuan massa atom
relatif dan massa molekul relatif dilakukan dengan menggunakan spektrometer
massa . Dengan alat ini, ternyata diketahui bahwa atom suatu unsur dapat
memiliki massa yang berbeda-beda (disebut isotop).Pertama kali spektrometer
massa dikembangkan oleh ahli fisika dari Inggris F. W. Aston pada tahun 1920.
Misalnya, untuk suatu unsur mempunyai
dua macam isotop, berlaku rumus:
Hubungan jumlah mol, massa dan massa molar dapat ditulis sebagai berikut :
m = n x mm , dimana : m = massa; n =jumlah mol; dan mm = Ar atau Mr
D. Hubungan Jumlah mol (n) dengan
Volume molar gas (Vm)
V = n x Vm, dimana:
V = Volume gas
n = jumlah mol
Vm = volume molar
Adapun volume molar pada berbagai keadaan adalah sebagai berikut :
·
Pada suhu 0ºC, 1
atm, yang dikenal sebagai keadaan standart (STP), Vm = 22,4 L/mol
·
Pada suhu 25ºC, 1
atm, yang dikenal sebagai keadaan kamar (RTP), Vm = 24 L/mol
·
Pada suhu diluar
STP & RTP, volume gas dapat ditentukan dengan persamaan gas ideal :
HUKUM KIMIA
1.
HUKUM
KEKEKALAN MASSA ( HUKUM LAVOISIER ).
LAVOISIER menyimpulkan bahwa : jika suatu
reaksi kimia dilakukan di ruang tertutup sehingga tidak ada zat-zat yang
hilang, maka massa zat-zat sebelum reaksi dan sesudah reaksi tidak berkurang
atau tidak bertambah ( tetap ).ternyata massa zat baru tersebut sama dengan massa total zat-zat sebelum reaksi.
Bunyi Hukum Kekekalan Massa : ” JUMLAH MASSA ZAT-ZAT SEBELUM DAN SESUDAH REAKSI ADALAH SAMA ”
2.
HUKUM
PERBANDINGAN TETAP ( HUKUM PROUST )
Bunyi Hukum Perbandingan Tetap :” DALAM SUATU SENYAWA, PERBANDINGAN MASSA UNSUR-UNSUR PENYUSUNNYA SELALU TETAP ”
3.
HUKUM
PERBANDINGAN BERGANDA ( HUKUM DALTON )
” Bila unsur-unsur dapat membentuk dua macam
senyawa atau lebih, dimana massa salah satu unsur tersebut tetap (sama), maka
perbandingan massa unsur yang lain dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan
bilangan bulat dan sederhana ”
4.
HUKUM
PERBANDINGAN VOLUME ( HUKUM GAY LUSSAC )
”
Pada temperatur dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas yang
bereaksi dan volume gas hasil reaksi merupakan perbandingan bilangan
bulat dan sederhana “
dilakukan pada temperatur dan tekanan yang sama.
5.
HIPOTESIS
AVOGADRO
” gas-gas yang volumenya sama, jika diukur pada
temperatur dan tekanan yang sama, mengandung jumlah molekul yang sama pula ”Avogadro menjelaskan percobaan Gay Lussac dengan menganggap partikel – partikel gas tidak sebagai atom-atom, tetapi sebagai molekul-molekul.
Perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan gas-gas hasil reaksi jika diukur pada temperatur dan tekanan yang sama
akan sesuai dengan perbandingan jumlah molekulnya, akan sama dengan perbandingan koefisien reaksinya
Teori atom Dalton
Teori atom dalton sebagai berikut :
1) Zat terdiri dari partikel-partikel kecil yang tak- kelihatan
yang disebut atom.
2) Semua atom dari suatu elemen adalah sama, tetapi
berbeda dari atom elemen lainnya (Berarti semua atom dari suatu elemen
mempunyai massa yang sama, tetapi berbeda dari massa atom elemen lainnya).
3) Senyawa kimia dibentuk oleh atom-atom elemennya dalam
suatu perbandingan yang tetap.
Suatu reaksi
kimia hanyalah berupa penggeseran atom dari suatu senyawa ke yang lain. Sedangkan atom
masing-masing masih tetap berfungsi dan tak berubah .Tes dari teori ini adalah
kemampuannya untuk menerangkan fakta. Pertama, kita lihat hukum kekekalan massa. Bila
suatu reaksi kimia hanya mengambil atom-atom dari reaktan Ialu membagikannya
pada hasil reaksi, maka jumlah atom dari masing-masing elemen harus tetap sama
(tentunya kita anggap tak ado atom yang dapat keluar masuk tabung reaksi). Karena atom
selama reaksi tak mengalami perubahan massa,berarti jurnlah massa atom harus
tetap sama. Dengan perkataan lain, selama reaksi massanya harus tetap konstan
dan memang ini yang dikatakan oleh Ilukum Kekekalan Massa.
Hokum Perbandingan Tetap pun mudah diterangkan.
Untuk melihat HE, kita bayangkan dua elemen A dan B yang membentuk suatu
senyawa dimana tiap molekul dari zat tersebut terdiri dari sebuah atom A dan
sebuah atom B (Ingat bahwa sebuah molekul dapat dianggap sebagai suatu kumpulan
atom yang terikat satu sama lain cukup kuat sehingga berperandan dikenal
sebagai sebuah partikel). Misalkan atom A dua kali lebih berat dari atom B, sehingga
bila atom B mempunyai massa 1 unit, maka massa atom A adalah 2 unit.
Berikut ini terlihat bagaimana massa dari A dan B berubah sesuai
dengan jumlah molekul.
Jumlah
Molekul
|
Jumlah
Atom A
|
Massa A
|
Jumlah
Atom B
|
Massa B
|
Perbandingan
Massa A/B
|
1
|
1
|
2 unit
|
1
|
1
|
2/1
|
2
|
2
|
4 unit
|
2
|
2
|
4/2 = 2/1
|
10
|
10
|
20 unit
|
10
|
10
|
20/10 = 2/1
|
500
|
500
|
1000 unit
|
500
|
500
|
1000/500 = 2/1
|
Perhatikan bahwa berapapun molekul yang ada masing-masing dengan
perbandingan atomnya yang sama yaitu 1, maka perbandingan massanya juga sama.
Massa atom
Kunci suksenya teori atom Dalton adalah
pernyataan bahwa tiap elemen mempunyai atom dengan massa atom yang khusus. Hal
ini telah dijelaskan Hukum-hukum kimia, sehingga ahli-ahli kimia segera mencari
bagaimana cara untuk mengukur massa atom. Tetapi bagaimana hal ini
dapat dikerjakan? Atom terlalu kecil untuk dilihat dan diukur secara
sendiri-sendiri dalam timbangan di laboratoritun.
Pada pembicaraan di atas kita merneriksa
suatu tu hipotesa dimana senyawa dibentuk dari dua atom, sebuah atom A dan
sebuah atom B. Kita lihat bahwa perbandingan massa dari tiap sampel
adalah 2:1, karena perbandingan dari massa atom-atormnya harus selalu 2 :
1. Sebab itu dengan menentukan perbandingan massa dari elemen-elemennya dalam
sampel yang besar, kita dapat menentukan perbandingan massa atom dari
senyawa tersebut. Sekarang kita lihat pada elemen-elemen dan senyawa yang
sebenarnya.
Hidrogen dan Fluor membentuk senyawa yang disebui
hidrogen fluorida Rumusnya adalah HF, sehingga sebuah molekul HF
mengandung sebuah atom Hidrogen dan sebuah atom Fluor. Dalam sampel
senyawa ini, selalu ditemukan bahwa massa fluor adalah 19 x massa hidrogen.
Karena atom-atomnya berada dalam jumlah yang sama dapat disimpulkan bahwa tiap
atom fluor harus 19 x lebih berat dari atom hidrogen. Karena itu kita telah
menemukan massa relatif dari atom-atom hidrogen dan fluor
Dalam dua contoh yang kita periksa ini, kita lihat
bahwa dengan mengukur perbandingan massa dari elemen-elemennya dapat ditentukan
massa dari atom-atomnya. Syaratnya adalah kita harus mengetahui rumus dari
senyawanya. Hambatan yang besar dalam penentuan massa dari atom-atom ialah perlunya
diketahui rumus dari senyawanya, tapi kemudian ditemukan cara untuk
mendapatkan rumus tersebut, sehingga beberapa massa relatif dari atom-atoni
elemen ditemukan. Tetapi ini hanyalah massa relatif yang menyatakan berapa kali
suatu atom lebih berat dari atom lainnya. Kami ingin memberi harga dalam angka
pada massa atom-atom ini dan ini baru dapat dilak-itkan bila massa dari salah
satu atom elemennya diketahui, sehingga massa dari elemen-elemen lain dapat
dihitung berdasarkan angka perbandingannya.
Karena atom terlalu kecil untuk dilihat dan
ditimbang dalam satuan gram pada suatu timbangan, suatu skala massa atom dibuat
dimana massa diukur dalam satuan massa atom (Simbol SI adalah u).
Pemilihan untuk skala standar ini sangat sukar, karena konsep Dalton tak seluruhnya
benar, hampir semua elemen dalam alam berada dalam campuran atom (disebut
isotop) dengan massa sedikit berbeda, untungnya hal ini tak mempengaruhi hasil
akhir dari teori Dalton, karena elemen dalam tiap sampel cukup besar untuk
dapat dilihat sehingga massa rata-rata dari demikian banyak atom same, sehingga
elemen akan berperan sebagai atom tunggalnya yang mempunyai massa rata-rata.
Tetapi karena secara relatif jumlah yang besar dari berbagai isotop dari satu
elemen masih dapat berubah dalam waktu yang lama, diputuskan untuk memilih
sebuah isotop dari sebuah elemen untuk menentukan besarnya satuan massa atom
Isotop tersebut adalah salah satu dari karbon dan dinamakan. Karbon-12. la
diberi tanda massa tepat 12 u, sehingga satuan massa atom didefenisikan sebagai
1/12 dari massa atom isotop ini. Dengan memilih bahwa satuan massa atom
ulcurannya sebesar di etas, massa atom dari berbagai elemen harganya akan
mendekati bilangan bulat.
Massa atom (ma)
dari suatu unsur kimia adalah massa suatu atom pada keadaan diam,
umumnya dinyatakan dalam satuan massa
atom. Massa atom sering disinonimkan dengan massa atom relatif,
massa atom rata-rata, dan bobot atom. Walaupun demikian, terdapat
sedikit perbedaan karena nilai-nilai tersebut dapat berupa rata-rata berbobot
dari massa semua isotop
unsur, atau massa dari satu isotop saja. Untuk kasus suatu unsur yang hanya
memiliki satu isotop dominan, nilai massa atom isotop yang paling melimpah
tersebut dapat hampir sama dengan nilai bobot atom unsur tersebut. Untuk
unsur-unsur yang isotop umumnya lebih dari satu, perbedaan nilai massa atom
dengan bobot atomnya dapat mencapai lebih dari setengah satuan massa (contohnya
klorin).
Massa atom suatu isotop yang langka dapat berbeda dari bobot atom standar
sebesar beberapa satuan massa.
Hukum Perbandingan Berganda
Hal lain vang menarik dari teori atom Dalton adalah
ditemukannya Hukum Campuran Kimia lain yang dinamakan: Hukum Perbandingan
Berganda yang dapat dinyatakan sebagai berikut: Misalkan kita mempun.vai
dua sampel senyawa yang dibentuk oleh dua elemen yang sama. Bila massa
dari salah satu elemen dalam kedua sampel itu sama, maka massa dari elemen yang
lain berada dalam perbandingan angka yang kecil dan bulat.
Hukum ini yang terutama penting untuk sejarah,
lebih mudah dimengerti bila diberi contoh. Seperti diketahui karbon dapat
membentuk dua macam senyawa dengan oksigen yaitu karbon monoksida dan
karbondioksida. Dalam 2,33 g karboamonoksida, ditemukan 1,33 g oksigen yang
bergabung dengan 1,00 g karbon. Sedangkan dalam 3,66 g karbondioksida,
ditemukan 2,66 g oksigen yang bergabung dengan 1,00 g karbon. Perhatikan bahwa
massa karbon yang sama (1,00 gram) berada dalam perbandingan 2 : 1
(perbandingan dengan angka yang kecil dan bulat.
2,66 gram : 1,33 gram = 2 : 1 1
Hal ini sejalan dengan teori atom yaitu bila
sebuah molekul karbon monoksida (CO) mengandung satu atom C dan satu atom 0 dan
sebuah molekul karbondioksida (CO2) mengandung 1 atom C dan 2 atom
0, berarti kita mempunyai molekul karbon yang jumlahnya sama, kita mempunyai
jumlah karbon atom dan massa yang sama.
KONSEP MOL
KONSEP MOL
Banyaknya
partikel dinyatakan dalam satuan mol. Satuan mol sekarang dinyatakan sebagai
jumlah par-tikel (atom, molekul, atau ion) dalam suatu zat. Para ahli sepakat
bahwa satu mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel
dalam 12,0 gram isotop C-12 yakni 6,02 x 1023 partikel. Jumlah
partikel ini disebut Bilangan Avogadro (NA = Number Avogadro) atau dalam bahasa
Jerman Bilangan Loschmidt (L).
Jadi,
definisi satu mol adalah sebagai berikut.
Satu mol zat
menyatakan banyaknya zat yang mengan-dung jumlah partikel yang sama
dengan jumlah partikeldalam 12,0 gram isotop C-12.
Misalnya:
1. 1 mol
unsur Na mengandung 6,02 x 1023 atom Na.
2. 1 mol
senyawa air mengandung 6,02 x 1023 molekul air.
3. 1 mol
senyawa ion NaCl mengandung 6,02 x 1023 ion Na+ dan 6,02
x 1023 ion Cl–.
Hubungan Mol
dengan Jumlah Partikel
Hubungan mol
dengan jumlah partikel dapat dirumuskan:
kuantitas
(dalam mol) = jumlah partikel / NA
atau
jumlah partikel = mol x NA
Contoh soal:
Suatu sampel
mengandung 1,505 x 1023 molekul Cl2, berapa mol kandungan
Cl2 tersebut?
Jawab:
Kuantitas
(dalam mol) Cl2 = jumlah partikel Cl2 / NA
= 1,505 x 1023 / 6,02 x
1023
= 0,25 mol
Hubungan Mol
dengan Massa
Sebelum
membahas hubungan mol dengan massa, kalian harus ingat terlebih dahulu
tentang Massa Atom Relatif (Ar) dan Massa Molekul Relatif (Mr). Masih ingat
kan? Kalau begitu kita cek ingatan kalian dengan mengerjakan soal dibawah ini.
- Hitung Mr H2SO4 (Ar H = 1, S = 32, dan O = 16)!
- Diketahui massa atom relatif (Ar) beberapa unsur sebagai berikut.
Ca = 40
O = 16
H = 1
Tentukan
massa molekul relatif (Mr) senyawa Ca(OH)2!
Sudah ingat
kan? Maka kita langsung ke materi selanjutnya yaitu mengenai massa molar.
Massa molar
menyatakan massa yang dimiliki oleh 1 mol zat, yang besarnya sama dengan Ar
atau Mr.
Untuk unsur:
1 mol unsur
= Ar gram, maka dapat dirumuskan:
Massa 1 mol
zat = Ar zat dinyatakan dalam gram
atau
Massa molar
zat tersebut = besar Ar zat gram/mol
Untuk
senyawa:
1 mol
senyawa = Mr gram, maka dapat dirumuskan:
Massa 1mol
zat = Mr zat dinyatakan dalam gram
atau
Massa molar
zat tersebut = besar Mr zat gram/mol
Jadi
perbedaan antara massa molar dan massa molekul relatif adalah pada satuannya.
Massa molar memiliki satuan gram/mol sedangkan massa molekul relatif tidak
memiliki satuan.
Hubungan
antara mol dengan massa adalah:
Kuantitas
(dalam mol) = Massa senyawa atau unsur (gram) / Massa molar senyawa atau
unsur (gram/mol)
Hubungan Mol
dengan Volume
a.
Gas pada keadaan standar
Pengukuran
kuantitas gas tergantung suhu dan tekanan gas. Jika gas diukur pada keadaan
standar, maka volumenya disebut volume molar. Volume molar adalah volume 1 mol
gas yang diukur pada keadaan standar. Keadaan standar yaitu keadaan pada suhu 0
°C (atau 273 K) dan tekanan 1 atmosfer (atau 76 cmHg atau 760 mmHg) atau
disingkat STP (Standard Temperature and Pressure).
Besarnya
volume molar gas dapat ditentukan dengan persamaan gas ideal: PV= nRT
P = tekanan
= 1 atm
n = mol = 1
mol gas
T = suhu
dalam Kelvin = 273 K
R= tetapan
gas = 0,082 liter atm/mol K
Maka:
P V =
nRT
V =1 x 0,082
x 273
V = 22,389
V = 22,4
liter
Jadi, volume
standar = VSTP = 22,4 Liter/mol.
Dapat
dirumuskan: V = n x Vm
n
= jumlah mol
Vm
= VSTP = volume molar
Contoh soal:
1) Berapa
kuantitas (dalam mol) gas hidrogen yang volumenya 6,72 liter, jika diukur pada
suhu 0 °C dan tekanan 1 atm?
Jawab:
Kuantitas
(dalam mol) H2 = volume H2/ VSTP
= 6,72 L / 22,4
mol/L
= 0,3 mol
2) Hitung
massa dari 4,48 liter gas C2H2 yang diukur pada keadaan
standar!
Jawab:
Kuantitas
(dalam mol) C2H2 = volume C2H2 /
VSTP
= 4,48 / 22, 4
= 0,2 mol
Massa C2H2
= mol x Massa molar C2H2
= 0,2 mol x 26 gram/mol
= 5,2 gram
3) Hitung
volume dari 3,01 x 1023 molekul NO2 yang diukur pada suhu
0 °C dan tekanan 76 cmHg!
Jawab:
kuantitas
(dalam mol) NO2 = jumlah partikel /NA
= 3,01 x 1023
partikel / 6,02 x 1023 partikel/mol
= 0,5 mol
Volume NO2
= mol x VSTP
= 0,5 mol x 22,4 L/mol
= 11,2 liter
b.
Gas pada keadaan nonstandar
Jika volume
gas diukur pada keadaan ATP (Am-bient Temperature and Pressure) atau lebih
dikenal keadaan non–STP maka menggunakan rumus:
P V =
n R T
P = tekanan,
satuan P adalah atmosfer (atm)
V = volume,
satuan Vadalah liter
n =
mol, satuan nadalah mol
R =
tetapan gas = 0,082 liter atm / mol K
T =
suhu, satuan T adalah Kelvin (K)
Contoh soal:
Tentukan
volume 1,7 gram gas amonia yang diukur pada suhu 27 °C dan tekanan 76 cmHg!
Jawab:
n = massa
amonia / massa molar amonia
= 1,7 gram / 17 gram/mol
= 0,1
mol
P
= (76 cmHg / 76
cmHg) x 1 atm = 1
atm
P
V = n R T
1 atm × V =
0,1 mol × 0,082 L atm / mol K × 300 K
V
= 2,46 L
Dalam suatu reaksi kimia, atom-atom atau molekul akan
bergabung dalam perbandingan angka yang bulat dan kita juga telah melihat bahwa
mol dari zat juga akan bereaksi dengan perbandingan angka yang bulat.
Berdasarkan ini maka mol dapat disebut satuan kimia. Ukurannya cukup
besar sehingga sebuah mol atom atau molekul akan mewakili suatu jumlah yang
dengan mudah dapat dikerjakan di laboratorium. tetapi sayang tak ada alat yang
dapat menolong kita untuk menghitung langsung atom-atom dalam perkalian
bilangan Avogadro. Oleh sebab itu kita harus mempunyai cara untuk mengubah
satuan kimia ini ke unit laboratorium-sesuatu yang dapat diukur di
laboratorium.
Telah dikatakan bahwa satu mol terdiri dari 6,022 x 1023
partikel (objek). Angka yang aneh ini tidaklah dipilih secara sembarangan.
melainkan merupakan jumlah atom dalam suatu sampel dari tiap elemen yang
mempunyai massa dalam gram yang jumlah angkanya sama dengan massa atom elemen
tersebut , misalnya massa atom dari karbon adalah 12,011, maka 1 mol atom
karbon mempunyai massa 12,011 g.
Demikian juga massa atom dari oksigen adalah 15,9994,
jadi 1 mol atom oksigen mempunyai massa 15,9994 g
1 mol C =
12,011 g C, 1 mol 0 = 15,9994 g 0
Maka keseimbanganlah yang menjadi alat kita untuk
mengukur mol. Untuk mendapat satu mol dari tiap elemen, yang kita perlukan
adalah melihat massa atom dari elemen tersebut. Angka yang didapat adalah
jumlah dari gram elemen tersebut yang harus kita ambil untuk mendapatkan 1 mol
elemen tersebut.
Seperti pada elemen, secara tak langsung persamaan di
atas juga dapat dipakai untuk menghitung mol dari senyawa. Jalan yang termudah
ada lah dengan menambahkan semua massa atom yang ada dalam elemen. Bila zat
terdiri dari molekul-molekul (misalnya CO2, H20 atau
NH3), maka jumlah dari massa atom disebut massa molekul atau-Berat mole
kul. Kedua istilah ini dipakai berganti-ganti). Sehingga massa
molekul dari CO2 adalah:
C I x 12.0 u
= 12.0 u
20 2x 16.0 u
= 32.0 u
CO 2
total = 44.0 u
Demikian juga massa molekul dari H20 = 18,0
u dan dari NH3 = 17 u. Berat dari I mole zat didapat
hanya dengan menuliskan massa molekulnya dengan satuan gram. Jadi,
I mol CO2 =
44,0 g
1 mol H20
= 18,0 g
I mol NH3
= 18,0 g
KOMPOSISI PERSEN
Komposisi Persen
Rumus dari Senyawa memberi kita jumlah atom penyusunnya, misalnya rumus
untuk natrium klorida, NaCl, memberitahu kita bahwa rasio atom natrium, Na,
atom klor, Cl, adalah 1:1. Rumus untuk propana, C 3 H 8 memberitahu kita bahwa
dalam molekul propana rasio atom karbon, C, untuk atom hidrogen, H, 03:08.
Rasio ini atom sangat penting bagi ahli kimia karena mereka memungkinkan
mereka untuk menyeimbangkan persamaan dan menghitung jumlah reaktan dan produk
yang terlibat dalam proses kimia.
Sebagai contoh, seorang insinyur pertambangan tahu bahwa untuk setiap ton
bijih besi (Fe 2 O 3 ), mereka dapat mengekstrak 810 kg besi. Hal ini karena
Persentase Komposisi berdasarkan massa Fe 2O 3 adalah 81% Fe dan 19% O. Jadi
pada dasarnya kimiawan bekerja dalam rasio atom dan semua orang lain bekerja
dalam persentase komposisi massa jika mereka ingin tahu berapa banyak elemen
hadir dalam suatu zat.
Konversi Formula kimia untuk Persentase Komposisi
Untuk senyawa sederhana dengan rasio atom 1:1 :
Langkah 1: Ambil formula. NaCl dan mencari atom massa dari semua atom:
Na = 23,0 dan Cl = 35,5 .
Langkah 2: Hitung massa rumus. NaCl = 23,0 + 35,5 = 58,5
Langkah 3: Hitung % komposisi dari rasio massa atom / massa molekul untuk
setiap elemen. Na = (23.0/58.5) x 100 = 39,3% dan Cl = (35.5/58.5) x 100=
60,7%.
Langkah 4: Periksa % komposisi perhitungan dengan massa Na = 39,3% dan
60,7% Cl = (Total 100%)
Untuk senyawa dengan rasio atom lain :
Langkah 1: Ambil formula. C 3 H 8 dan mencari massa atom dari semua atom:
C = 12,0 dan H = 1.0.
Langkah 2: massa molekul C 3 H 8 = (3 x12,0) + (8 x 1,0) = 44,0
Langkah 3: Hitung % komposisi dari rasio nx massa atom / massa molekul
untuk setiap elemen. Dimana n = alamat jumlah setiap atom dalam formula. C =
((3 x 12,0) / 44,0) x 100 = 81,8% dan H = ((8 x 1,0) / 44,0) x 100 = 18,2%
Langkah 4: Periksa % komposisi perhitungan dengan massa C 3 H 8 adalah C
= 81,8% dan H = 18,2% (Total 100%)
Proses ini dapat dilakukan untuk sejumlah elemen.
Ada satu lagi kompleksitas, beberapa garam memiliki molekul air yang
melekat pada ion mereka di kisi kristal, yang disebut air kristalisasi seperti
di Tembaga (II) sulfat pentahydrate, CuSO 4 .5 H 2 O , masing-masing tembaga
(II) sulfat dari sepasang ion memiliki lima perairan hidrasi dalam kisi
kristal.
Untuk senyawa dengan perairan kristalisasi:
Langkah 1: CuSO 4 .5 H 2 O dan mencari massa atom dari semua atom:
Cu = 63,6, S = 32,1, O = 16,0 dan H = 1.0
Langkah 2: Massa rumus, termasuk molekul air lima. misalnya. , CuSO 4 .5
H 2 O = 63,6 + 32,1 + (4 x 16,0) + 5 [(2 x 1.0) + 16.0] = 249,7
Langkah 3: Hitung % komposisi dari rasio nx massa atom / massa molekul
untuk setiap elemen. Dimana n = alamat jumlah setiap atom dalam formula. Close
misalnya. Cu = (63.6/249.7) x 100 = 25,5%, S = (32.1/249.7) x 100 =
12,9%, H = ((10 x 1,0) / 249,7) x 100 = 4,0% dan O = ((9 x 16,0) x 100 = 57,7%
Langkah 4: Periksa % komposisi perhitungan dengan massa Cu = 25,5%, S =
12,9%, H = 0,4% dan O = 57,7% (Total 100,1%)
Catatan: Meskipun total datang ke 100,1 dan 100,0 tidak, itu ini tidak
biasa bagi total menjadi 99,9 atau 100,1 akibat pembulatan dari persentase.
RUMUS KIMIA,RUMUS EMPIRIS DAN RUMUS MOLEKUL
Rumus kimia (juga disebut rumus molekul) adalah cara ringkas memberikan
informasi mengenai perbandingan atom-atom yang menyusun suatu senyawa kimia
tertentu, menggunakan sebaris simbol zat kimia, nomor, dan kadang-kadang simbol
yang lain juga, seperti tanda kurung, kurung siku, dan tanda plus (+) dan minus
(-). Jenis paling sederhana dari rumus kimia adalah rumus empiris, yang hanya
menggunakan huruf dan angka.
Untuk senyawa molekular, rumus ini mengidentifikasikan setiap unsur kimia
penyusun dengan simbol kimianya dan menunjukkan jumlah atom dari setiap unsur
yang ditemukan pada masing-masing molekul diskrit dari senyawa tersebut. Jika
suatu molekul mengandung lebih dari satu atom unsur tertentu, kuantitas ini
ditandai dengan subskrip setelah simbol kimia (walaupun buku-buku abad ke-19
kadang menggunakan superskrip). Untuk senyawa ionik dan zat non-molekular lain,
subskrip tersebut menandai rasio unsur-unsur dalam rumus empiris.
Misalnya: C6H12O6: glukosa
Seorang kimiawan berkebangsaan Swedia abad ke-19 bernama Jöns Jacob
Berzelius adalah orang yang menemukan sistem penulisan rumus kimia.
Rumus kimia zat menyatakan jenis dan jumlah relatif atom-atom
yang terdapat dalam zat itu. Angka yang menyatakan jumlah atom suatu unsur
dalam rumus kimia disebut angka indeks. Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.
Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus molekul menyatakan susunan
sebenarnya dari molekul zat.
Contoh:
a. Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu atom oksigen.
Contoh:
a. Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu atom oksigen.
b. Rumus
molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam satu molekul glukosa
terdapat 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen
Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan perbandingan
terkecil atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun suatu senyawa. Rumus
kimia senyawa ion merupakan rumus empiris.
Contoh:
a. Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1. Rumus kimia natrium klorida NaCl.
Contoh:
a. Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1. Rumus kimia natrium klorida NaCl.
b. Kalsium
klorida merupakan senyawa ion yang terdiri atas ion
Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.
Pada kondisi kamar, sebagian unsur-unsur ada yang membentuk molekul-molekul. Rumus kimia unsur-unsur semacam ini tidak digambarkan hanya dengan lambang unsurnya, melainkan unsur beserta jumlah atom yang membentuk molekul unsur tersebut.
Contoh:
a. Rumus kimia gas oksigen yaitu O2, berarti rumus kimia gas oksigen terdiri atas molekul-molekul oksigen yang dibangun oleh dua atom oksigen.
b. Rumus kimia fosfor yaitu P4, berarti rumus kimia unsur fosfor terdiri atas molekul-molekul fosfor yang tiap molekulnya dibentuk dari empat buah atom fosfor.
Semua senyawa mempunyai rumus empiris. Senyawa molekul mempunyai rumus molekul selain rumus empiris. Pada banyak senyawa, rumus molekul sama dengan rumus empirisnya. Senyawa ion hanya mempunyai rumus empiris. Jadi, semua senyawa yang mempunyai rumus molekul, pasti memiliki rumus empiris. Namun, senyawa yang memiliki rumus empiris, belum tentu mempunyai rumus molekul.
Contoh:
Senyawa
|
Rumus Molekul
|
Rumus Empiris
|
Air
|
H2O
|
H2O
|
Glukosa
|
C6H12O6
|
CH2O
|
Langkah-langkah
menentukan rumus empiris dan rumus molekul sebagai berikut:
Perbandingan Massa
Unsur ⇒y ⇒ Perbandingan Mol ⇒ Perbandingan Jumlah Atom
⇒ Rumus Empiris ⇒y⇒Rumus
Molekul
Keterangan:
y : massa
unsur dibagi dengan Ar
x : dikalikan dengan hasil perbandingan dengan Mr rumus molekul dan Mr rumus empiris
x : dikalikan dengan hasil perbandingan dengan Mr rumus molekul dan Mr rumus empiris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar