Selasa, 21 November 2017

KIMIADASARUNJA'17


REVIEW KIMIA DASAR



LUSI SULISTIANI
RRA1C217001

DOSEN PENGAMPU :
Dr. YUSNELTI M.Si


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pengetahuan akan kimia dasar sangatlah dibutuhkan dalam rangka membangun konsep pemahaman terhadap penggunaan kimia dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat kimia sebagai fondasi dari ilmu alam, maka sudah sewajarnyalah bila ilmu kimia menjadi ilmu wajib bagi para ilmuwan, peneliti dan para mahasiswa. Seiring berjalannya waktu, ilmu kimia pun menjadi semakin kompleks.
Gas, sebagai salah satu sifat dan bentuk alam, memiliki karakteristik yang khas. Berbeda dengan bentuk zat lainnya, karakteristik gas sangat erat kaitannya dengan tekanan, temperatur dan volume. Beberapa teori dan hukum yang sangat mempengaruhi dalam pemahaman sifat gas yang diantaranya adalah teori kinetik gas dan hukum termodinamika. Teori kinetik zat membicarakan sifat zat dipandang dari sudut momentum. Peninjauan teori ini bukan pada kelakuan sebuah partikel, tetapi diutamakan pada sifat zat secara keseluruhan sebagai hasil rata-rata kelakuan partikel-partikel zat tersebut.
Subyek termodinamika berkaitan dengan kesimpulan yang dapat ditarik dari hukum-hukum eksperimen tertentu, dan memanfaatkan kesimpulan ini untuk menghubungkan sifat-sifat material seperti kapasitas panas, koefisien ekspansi, kompresibilitas etc. Terlihat tidak ada hipotesa apa pun tentang sifat-sifat atau penyusun materi. Kedua teori dan hukum tentang gas tersebut sampai sekarang masih digunakan dan masih terus diteliti.
1.2 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian gas
2. Dapat mengetahui etimologi gas
3. Dapat mengetahui karakteristik gas
4. Dapat mengetahui sifat gas ideal dan tidak ideal
5. Dapat mengetahui hukum-hukum gas




BAB II
PEMBAHASAN


PENGERTIAN GAS
Gas merupakan satu dari tiga wujud zat dan walaupun wujud ini merupakan bagian tak terpisahkan dari studi kimia, bab ini terutama hanya akan membahasa hubungan antara volume, temperatur dan tekanan baik dalam gas ideal maupun dalam gas nyata, dan teori kinetik molekular gas, dan tidak secara langsung kimia. Bahasan utamanya terutama tentang perubahan fisika, dan reaksi kimianya tidak didisuksikan. Namun, sifat fisik gas bergantung pada struktur molekul gasnya dan sifat kimia gas juga bergantung pada strukturnya. Perilaku gas yang ada sebagai molekul tunggal adalah contoh yang baik kebergantungan sifat makroskopik pada struktur mikroskopik.
Gas terdiri dari molekul-molekul yang bergerak menurut jalan-jalan yang lurus ke segala arah,dengan kecepatan yang sanagat tinggi.Molekul-molekul gas ini selalu bertumbukan dengan molekul-molekul yang lain atau dengan dinding bejana.Tumbukan terhadap dinding bejana ini yang menyebabkan adanya tekanan.
Volume dari molekul-molekul gas sangat kecil bila di bandingkan dengan volume yang ditempati oleh gas tersebut,sehingga sebenarnya banyak ruang yang kosong antara molekul-molekulnya.Karena molekul-molekul gas selalu bergerak ke segala arah,maka gas yang satu mudah bercampur degan gas yang lain (diffusi), asal keduanya tidak bereaksi.Misalnya N2dan O2 ;CO2dan H2; DAN sebagainya

ETIMOLOGI GAS
Istilah gas pertama kali digunakan pada awal abad ke-17 oleh kimiawan Flandria J.B. van Helmont. Istilah van Helmont muncul untuk menyederhanakan transkripsi fonetik istilah bahasa Yunani kuno χάος Khaosg dalam bahasa Belanda diucapkan seperti kh dalam "akhir" – dalam hal ini Van Helmont hanya mengikuti penggunaan alkimia mapan yang pertama kali dibuktikan dalam karya Paracelsus. Menurut terminologi Paracelsus, khaos berarti sesuatu seperti "air ultra-langka".
Kisah lainnya adalah bahwa kata-kata van Helmont terpotong dari gahst (atau geist), yang artinya hantu atau arwah. Ini karena gas tertentu menggambarkan asal mula supernatural, seperti dari kemampuan mereka menyebabkan kematian, memadamkan api, dan terjadi di "tambang, dasar sumur, halaman gereja dan tempat-tempat sepi lainnya".


KARAKTERISTIK  GAS
 Ekspansibilitas (dapat dikembangkan)
 Gas dapat mengembang untuk mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya.
 Kompresibilitas (dapat dimampatkan)
 Gas sangat mudah dimampatkan dengan memberikan tekanan.
Mudah berdifusi
Gas dapat berdifusi dengan cepat membentuk campuran homogen.
            Tekanan
Gas memberikan tekanan ke segala arah.
            Pengaruh suhu
Jika gas dipanaskan maka tekanan akan meningkat, akibatnya volume juga meningkat.
Gas digambarkan melalui empat sifat fisik atau karakteristik makroskopis: tekanan, volume, jumlah partikel (kimiawan mengelompokkannya dengan mol) dan suhu. Empat karakteristik ini berulang-ulang diamati oleh para ilmuwan seperti Robert Boyle, Jacques Charles, John Dalton, Joseph Gay-Lussac dan Amedeo Avogadro untuk beragam gas dalam berbagai situasi. Studi terperinci mereka pada akhirnya menghasilkan hubungan matematis di antara sifat-sifat ini yang dinyatakan melalui hukum gas ideal (lihat bagian model yang disederhanakan di bawah ini).
Partikel gas dipisahkan berjauhan satu sama lain, dan akibatnya, memiliki ikatan antarmolekul yang lebih lemah daripada cairan atau padatan. Gaya antarmolekul ini dihasilkan dari interaksi elektrostatik antar partikel gas. Daerah gas bermuatan sejenis dengan partikel gas yang berbeda saling tolak-menolak, sementara daerah yang bermuatan berbeda saling tarik menarik satu sama lain; gas yang mengandung ion bermuatan permanen dikenal sebagai plasma. Senyawa gas dengan ikatan kovalen polar mengandung ketidakseimbangan muatan permanen dan dengan demikian mengalami gaya antarmolekul yang relatif kuat, walaupun muatan bersih senyawanya tetap netral. Sementara itu, muatan yang diinduksi secara acak berada pada molekul berikatan kovalen non-polar dan interaksi elektrostatik yang disebabkan olehnya disebut sebagai gaya Van der Waals. Interaksi gaya antarmolekul ini bervariasi di dalam zat yang menentukan banyak sifat fisik yang unik untuk setiap gas. Perbandingan titik didih untuk senyawa yang terbentuk oleh ikatan ionik dan kovalen membawa kita pada kesimpulan ini. Partikel asap yang bergerak melayang pada gambar memberikan beberapa wawasan tentang perilaku gas bertekanan rendah.
Dibandingkan wujud materi lainnya, gas memiliki densitas dan viskositas rendah. Tekanan dan suhu mempengaruhi partikel dalam volume tertentu. Variasi pemisahan dan kecepatan partikel ini disebut sebagai kompresibilitas. Pemisahan dan ukuran partikel ini mempengaruhi sifat optik gas seperti dapat ditemukan dalam daftar indeks bias berikut. Akhirnya, partikel gas menyebar terpisah atau berdifusi agar terdistribusi secara merata ke seluruh wadah.


SIFAT GAS IDEAL DAN GAS TIDAK IDEAL / NYATA
Suatu gas dikatakan ideal jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Molekul-molekul gas tidak mempunyai volum
2. Tidak ada interaksi antara molekul molekulnya, baik tarik menarik maupun tolak  menolak.
3. Gas terdiri atas partikel-partikel dalam jumlah yang besar sekali, yang senantiasa bergerak dengan arah sembarang dan tersebar merata dalam ruang yang kecil.
4. Jarak antara partikel gas jauh lebih besar daripada ukuran partikel, sehingga ukuran partikel gas dapat diabaikan.
5. Tumbukan antara partikel-partikel gas dan antara partikel dengan dinding tempatnya adalah elastis sempurna.
6. Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku.
Pada kenyataannya, gas-gas yang memenuhi kriteria seperti itu sangat jarang ditemukan. Namun, gas nyata dapat mendekati sifat gas ideal pada tekanan yang rendah dan suhu yang relatif tinggi.

PARAMETER YANG MENENTUKAN KEADAAN GAS
  •   VOLUME (V)
Volume gas adalah volume bejana yang ditempati dan dinyatakan dalam liter (L) atau mililiter (mL).
1 1itre (l) = 1000 ml dan 1 ml = 10-3 l
Satu mililiter praktis sama dengan satu sentimeter kubik (cc). sebenarnya
1 liter (l) = 1000,028 cc
Satuan SI untuk volume adalah meter kubik (m3) dan unit yang lebih kecil adalah decimeter3 (dm3).
  •   TEKANAN (P)
Tekanan udara dinyatakan dalam atmosfer atau mmHg.
 1 atm = 760 mmHg = 1,013 x 105 pa
Tekanan gas didefinisikan sebagai gaya yang diberikan oleh dampak dari molekul per unit luas permukaan kontak.
Tekanan dari sampel gas dapat diukur dengan bantuan
manometer Merkuri. (Gambar 1.2)
Demikian pula, tekanan atmosfer dapat ditentukan dengan barometer merkuri.
  •   SUHU (T)
Suhu gas dinyatakan dalam derajat celcius (oC) atau kelvin (K).
K = oC + 273
  •   JUMLAH MOL (n)

HUKUM-HUKUM GAS
Sifat-sifat gas dapat dipelajari dari segi eksperimen dan dari segi teori hukum-hukum berikut diperoleh dari hasil-hasil eksperimen di bagian lain akan dibicarakan sifat-sifat gas dari segi teori.
    1. Hukum Boyle (1662)
Dalam batas-batas kesalahan percobaan percobaan pada tahun 1662 mendapatkanbahwa :
Volume dan sejumlah tertentu gas pada temperatur tetap,berbanding terbalik dengan tekanannya.
Secara matematis dapat ditunjukkan :
V : 1P  
V : k1P
PV = K1
 Dapat pula di tulis sebagai :
P1 V1 = P2 V2 = K2
atau
P1P2 = V1V2
Untuk sejumlah gas tertentu, grafik P terhadap V pada tiap-tiap temperatur merupkan suatu hyperboladan disebut grafik isoterm (gambar 1.1)
P(atm)
   Gambar.1.1. Grafik Isotermal untuk 1 mole Gas

2.                  Hukum Charles atau Gay Lussac
Pada tahun 1787 charles mendapatkan bahawa gas-gas H2,udara,CO2,dan O2,berkembang dengan jumlah volume yang sama pada pemanasan antara 0 - 800C pada tekanan tetap.Pada tahun 1802 Gay Lussac mendapatkan bahwa semua gas pada pemanasan dengan tekanan tetap,volumenya bertambah 1273 X volumenya pada 00C atau lebih tepat 1273,15. Bila V0 = volume gas pada O0C dan V = volume gas tersbut pada t0C maka :
V = V0  +  t273,15 V0
 =V0 (1 + t273,15) = V0 ( 273,15+t273,15)
Bila (273,15 + t) dan 273,15 masing-masing diberi symbol baru T dan T0, yaitu derajat Kelvin kalau atau absolute, maka :
V = V0 (TT0)
 atau
  VV0 = TT0
 atau
  V2V1 = T2T1   V = K2.T2  .
Jadi, volume sejumlah tertentu gas pada tekanan tetap berbanding lurus dengan temperatur absolutnya.
V (liter)
   Gambar.1.2. Grafik Isobar untuk 1 mole Gas
2.3. Hukum Boyle – Gay Lussac
 Keadaan tekanan, volume dan suhu gas dimulai penjelasannya oleh Boyle. Boyle mengalami keadaan gas yang suhunya tetap. Pada saat gas ditekan ternyata volumenya mengecil dan saat volumenya diperbesar tekanannya kecil. Keadaan di atas menjelaskan bahwa pada suhu yang tetap tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya.

Persamaan di atas yang kemudian dikenal sebagai hukum Boyle.
Keadaan berikutnya dijelaskan oleh Guy Lussac. Menurut Guy Lussac, pada gas yang tekanannya tetap maka volumenya akan sebanding dengan suhunya. Jika ada gas dalam ruang tertutup dengan P = tetap dipanaskan maka volumenya akan berubah.
persamaan yang dapat menggambarkan keadaan perubahan P, V dan T (tidak ada yang tetap). Persamaan gabungan itulah yang dinamakan hukum Boyle-Guy Lussac. Persamaannya dapat di lihat di bawah ini :

Kita tentu sering melihat balon yang ditiup. Meniup balon berarti menambah jumlah partikel. Pada saat itu volume benda akan bertambah. Berarti jumlah partikel sebanding dengan volumenya.
Contoh kedua adalah saat memompa ban dalam roda sepeda atau mobil. Saat dipompa berarti jumlah partikelnya bertambah. Pertambahan itu dapat memperbesar tekanan sedangkan volume dan suhu tetap. Dari penjelasan itu terlihat bahwa sebanding dengan jumlah partikelnya. Pembandingnya dinamakan konstanta Stefan-Boltzmann, dan disimbolkan k.
PV = n KT
Dengan :
P = tekanan gas (N/m2 atau Pa)
V = volume gas (m3)
T = suhu gas (K)
N = jumlah partikel
k = 1,38 . 10-23 J/K

2.4. Tetapan Gas Umum ( R )
 Harga K pada persamaan PV = KT ditentukan oleh jumlah gas, satuan P dan T, tetapi tidak tergantung jenis gas.Pada P dan T tertentu, K berbanding lurus dengan V atau jumlah mole gas.Bila jumlah mole gas = n dan tetapan gas tiap mole = R, maka :
 K =  n R   
atau
 PV = n RT
  Persamaan ini disebut persamaan gas ideal. Satuan R berbeda-beda, tergantung satuan dari P dan V, tetapi semua merupakan satuan tenaga.
Contoh :
Suatu gas mempunyai volume 2 liter pada tekanan 720 mmHg,dan 250C. Berapa volume gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar.
Jawab :
 Vo = ?    V2 = 2 liter
 To = 273,150 K   T2 = 250C = 298,150K
 P0 = 76 cm Hg = 1 atm.  P2 = 720 mmHg.
  P0 V0T0 = P2 V2T2      = 7276  atm
  V0 =  T0P0  .  P2 V2T2
   = 273,151  x  72/76  x  2298,15   = 1,736 liter
2.5. Hukum Dalton
John Dalton (1766-1844) adalah ahli fisika dan kimia Inggris, penemu Teori Atom, penemu Hukum Dalton, hukum Proporsi Ganda, Daltonisme, Tanda Atom, daftar bobot atom, penemu sebab hujan, perintis meteorolgi, pengarang, guru, doktor, dan anggota Royal Society. Ia tidak pernah kawin karena katanya tidak punya waktu.
Pada temperatur tetap,tekanan total suatu campuran gas sama dengan jumlah tekanan parsialnya.
Ptotal = P1 + P2 + P3 + ……… Pn
Tekanan parsial gas ialah tekanan dari gas tersebut bila sendirian ada di dalam ruangan.Bila untuk masing-masing gas dalam campuran dikenakan hukum gas ideal,maka diperoleh :
Ptotal = n1 RTV + n2 RTV + n3 RTV
 = (n1+n2+n3)RTV
 =ntV RT. 

2.6. Hukum Amagat
 Hukum ini hamper sama dengan hokum Dalton, tetapi untuk volume parsialnya. Di dalam tiap-tiap campuran gas, volume total gas sama dengan jumlah volume parsialnya.
 Vtotal  = V1 + V2 + V3 + ……… Vn
 V1, V2 dst = Vol parsial gas
 Volume parsialnya gas di dalam campuran ialah volume gas tersebut, bila sendirian dalam ruang, pada temperatur dan tekanan campuran. Sesuai dengan hokum Dalton, disini dapat dinyatakan bahwa :
 V1Vtotal = N1 ; V2Vtotal = N2 , dan seterusnya

2.7. Hukum Graham (1829)
Thomas Graham (1805-1869) seorang ahli kimia Inggris mempelajari kecepatan efusi beberapa gas dan mendapatkan hubungan yang disebut hukum Graham. Pada suhu dan tekanan yang sama, maka kecepatan efusi gas berbanding terbalik dengan akar kerapatannya. Pernyataan ini dikenal dengan hukum Graham. Postulat dari teori kinetik yang menghubungkan energi kinetik rata-rata dengan suhu dapat digunakan untuk menurunkan hukum Graham. Misalkan kita mempunyai dua macam gas A dan gas B. Apabila suhunya sama maka energi kinetik rata-rata dari molekulnya harus sama.
Hukum graham menyatakan : “Hukum difusi dan efusi menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan tetap,kecepatan difusi dan efusi gas berbanding terbalik terhadap akar pangkatdua dari kerapatannya”.Efusi gas adalah gerakan partikel- partikel gas melalui luban-lubangkecil ke dalam daerah yang tekanannya lebih rendah.
Pada temperatur dan tekanan tetap kecepatan difusi berbagai-bagai gas berbanding terbalik dengan akar rapatnya atau berat molekulnya.
 V1V2 = √d2d1  

Pada tekanan dan temperatur sama, dua gas mempunyai volume molar sama :
 V1V2 = √d2 .  Vm d1 .Vm = √M2M1
  M2 , M1 = berat molekul gas.
  Vm  = volume molar gas.





DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KIMIADASARUNJA'17

REVIEW KIMIA DASAR LUSI SULISTIANI RRA1C217001 DOSEN PENGAMPU : Dr. YUSNELTI M.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMA...