REVIEW
KIMIA DASAR
PERTEMUAN
12
LUSI
SULISTIANI
RRA1C217001
DOSEN
PENGAMPU :
Dr.
YUSNELTI M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Molekul
terdiri dari sejumlah atom yang bergabung melalui ikatan kovalen, dan atom
tersebut berkisar dari jumlah yang sangat sedikit(dari atom tunggal, seperti
gas mulia) sampai jumlah yang sangat banyak (seperti pada polimer, protein atau
bahkan DNA). Bentuk molekul, yang berarti cara atom tersusun di dalam ruang,
mempengaruhi banyak sifat-sifat fisika dan kimia molekul tersebut. Kebanyakan
molekul mempunyai bentuk yang didasarkan kepada lima bentuk geometri yang
berbeda.
Molekul-molekul
di dalam berikatan, mengacu pada beberapa aturan dan bentuk-bentuk ikatan
kimia. Apabila molekul ingin berikatan harus sesuai dengan aturan-aturan atau
syarat-syarat unsur-unsur tersebut dalam membentuk sebuah molekul. Karena tidak
sembarang suatu unsure membentuk molekul.
Ikatan
kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul. Ikatan kimia
itu sendiri bertujuan agar mencapai kestabilan dalam suatu unsur. Ketika atom
berinteraksi untuk membentuk ikatan kimia, hanya bagian terluarnya saja yang bersinggungan
dengan atom lain. Oleh karena itu, untuk mempelajari ikatan kimia kita hanya
perlu membahas elektron valensi dari atom-atom yang terlibat dalam ikatan kimia
tersebut.
1.2
Tujuan
Tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui
pembentukan ikatan kovalen dan struktur molekul
2. Dapat mengetahui bentuk
molekul
3. Dapat mengetahui teori
perputaran berpasangan elektron kulit vlensi
4. Dapat mengetahui
kepolaran molekul dan struktur molekul
5. Dapat mengetahui
orbital yang tumpang tindih dan ikatan kovalen
6. Dapat mengetahui
orbital hibdrida dan struktur molekul
7. Dapat mengetahui ikatan
rangkap
8. Dapat mengetahui
struktur resonansi
9. Dapat mengetahui ikatan
tunggal dibandingkan ikatan rangkap : struktur molekul unsur non logam
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBENTUKAN
IKATAN KOVALEN DAN STRUKTUR MOLEKUL
Ikatan kovalen biasanya
terjadi antar unsur nonlogam yakni antar unsur yang
mempunyai keelektronegatifan relatif besar. Ikata kovalen juga
terbentuk karena proses serah terima
elektron tidak mungkin terjadi.
Hidrogen klorida merupakan
contoh lazim pembentukan ikatan kovalen
dari atom hidrogen dan atom klorin.
Hidrogen dan klorin merupakan
unsur nonlogam dengan harga keelektronegatifan
masing-masing 2,1 dan 3,0. Konfigurasi elektron
atom hidrogen dan atom klorin adalah
H
: 1
Cl
: 2 8 7
Berdasarkan
aturan oktet yang telah diketahui maka atom hidrogen kekurangan 1 elektron dan
atom klorin memerlukan 1 elektron untuk membentuk konfigurasi stabil golongan
gas mulia. Apabila dilihat dari segi keelektronegatifan, klorin mempunyai harga
keelektronegatifan yang lebih besar dari hidrogen
tetapi hal ini tidak serta merta membuat klorin
mampu menarik elektron hidrogen karena hidrogen juga
mempunyai harga keelektronegatifan yang
tidak kecil. Konfigurasi stabil
dapat tercapai dengan pemakaian
elektron bersama. Atom hidrogen dan atom
klorin masing-masing menyumbangkan satu elektron untuk
membentuk pasangan elektron milik bersama.
Ikatan Kovalen Rangkap dan Rangkap Tiga
Dua
atom dapat berpasangan dengan mengguna-kan satu
pasang, dua pasang atau tiga pasang elektron yang tergantung pada jenis unsur
yang berikatan. Ikatan dengan sepasang elektron disebut ikatan
tunggal sedangkan ikatan yang menggu-nakan
dua pasang elektron disebut ikatan rangkap
dan ikatan dengan tiga pasang elektron disebut ikatan
rangkap tiga. Ikatan rangkap misalnya dapat dijumpai pada molekul oksigen (O2)
dan molekul karbondiksida (CO2) sedangkan ikaran rangkap tiga
misalnya dapat dilihat untuk molekul nitrogen (N2) dan etuna (C2H2)
ikatan Kovalen
- Adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan.
- Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non logam).
- Ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion.
- Atom non logam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap atom non logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan cara mempersekutukan elektronnya dan akhirnya terbentuk pasangan elektron yang dipakai secara bersama.
- Pembentukan ikatan kovalen
dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron tersebut harus sesuai
dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron (kecuali
He berjumlah 2 elektron).
a). Ikatan Kovalen Tunggal
Contoh 1 :
Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom H membentuk molekul H2
Konfigurasi elektronnya :
1 H = 1
Rumus struktur : H-H
Contoh 2 :
Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom F membentuk molekul HF
Konfigurasi elektronnya :
1H : 1
17F : 2.8.7
Rumus
struktur :H-F
Rumus struktur
b). Ikatan
Kovalen Rangkap Dua
Contoh 1 :
Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O2 Konfigurasi elektronnya : 8O= 2, 6
Atom O memiliki 6 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom O memerlukan tambahan elektron sebanyak 2. Ke-2 atom O saling meminjamkan 2 elektronnya, sehingga ke-2 atom O tersebut akan menggunakan 2 pasang elektron secara bersama.
Contoh 1 :
Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O2 Konfigurasi elektronnya : 8O= 2, 6
Atom O memiliki 6 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom O memerlukan tambahan elektron sebanyak 2. Ke-2 atom O saling meminjamkan 2 elektronnya, sehingga ke-2 atom O tersebut akan menggunakan 2 pasang elektron secara bersama.
Contoh 2:
CO2
CO2
6C : 2.4
: 2.6
: 2.6
c). Ikatan
Kovalen Rangkap Tiga
Contoh 1:
Ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk molekul Konfigurasi elektronnya :
7N= 2, 5
Contoh 1:
Ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk molekul Konfigurasi elektronnya :
7N= 2, 5
Atom N
memiliki 5 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang
stabil tiap-tiap atom N memerlukan tambahan elektron sebanyak 3.
Ke-2 atom N saling meminjamkan 3 elektronnya, sehingga ke-2 atom N tersebut akan menggunakan 3 pasang elektron secara bersama.
Ke-2 atom N saling meminjamkan 3 elektronnya, sehingga ke-2 atom N tersebut akan menggunakan 3 pasang elektron secara bersama.
Rumus
struktur
Rumus kimia
: N2
Contoh 2:
Ikatan antara atom C dengan C dalam etuna (asetilena, C2H2).
Konfigurasi elektronnya :
6C= 2, 4
1H = 1
Atom C mempunyai 4 elektron valensi sedangkan atom H mempunyai 1 elektron.
Atom C memasangkan 4 elektron valensinya, masing-masing 1 pada atom H dan 3 pada atom C lainnya.
Contoh 2:
Ikatan antara atom C dengan C dalam etuna (asetilena, C2H2).
Konfigurasi elektronnya :
6C= 2, 4
1H = 1
Atom C mempunyai 4 elektron valensi sedangkan atom H mempunyai 1 elektron.
Atom C memasangkan 4 elektron valensinya, masing-masing 1 pada atom H dan 3 pada atom C lainnya.
BENTUK
MOLEKUL
BENTUK MOLEKUL
Domain berarti wilayah atau daerah. Domain elektron
berarti suatu wilayah yang ditempati oleh elektron. Adapun elektron yang
dimaksud di sini adalah elektron dari atom-atom pembentuk molekul, meliputi
pasangan elektron bebas (PEB) dan pasangan elektron ikatan (PEI). Sebuah
molekul memiliki bentuk atau struktur yang berbeda dengan struktur molekul
lain. Bentuk molekul berarti cara atom tersusun di dalam ruang. Bentuk molekul
ini banyak memengaruhi sifat-sifat fisis dan kimia dari molekul tersebut,
khususnya dalam reaksi kimia. Ketika dua molekul dicampurkan untuk bereaksi,
ada kemungkinan reaksi tidak berhasil dikarenakan struktur tiga dimensi dan
orientasi relatif molekul-molekul tersebut tidak tepat. Dalam reaksi biologi,
terutama pada obat dan aktivitas enzim, struktur molekul sangat penting untuk
mengetahui kecocokan antara bentuk molekul dengan tapak atau membran yang
dipakai.
Bentuk molekul adalah gambaran tentang susunan
atom-atom dalam molekul berdasarkan susunan ruang pasangan elektron dalam atom
atau molekul, baik pasangan elektron yang bebas maupun yang berikatan.
Bentuk suatu molekul dapat diperkirakan berdasarkan
teori tolakan pasangan elektron maupun teori hibridisasi. Bagaimanakah bentuk
suatu molekul berdasarkan teori tersebut? Perhatikan uraian berikut.
1. Teori Tolakan Pasangan Elektron
Konsep yang dapat menjelaskan bentuk geometri
(struktur ruang) molekul dengan pendekatan yang tepat adalah Teori Tolakan
Pasangan Elektron Valensi (Valence Shell Electron Pair Repulsion = VSEPR).
Teori ini disebut juga sebagai Teori Domain Elektron.
Teori Domain dapat menjelaskan ikatan antar atom dari PEB dan PEI yang kemudian
dapat mempengaruhi bentuk molekul. Dalam teori ini dinyatakan bahwa “pasangan
elektron terikat dan pasangan elektron bebas, yang secara kovalen digunakan
bersama-sama di antara atom akan saling menolak, sehingga pasangan itu akan
menempatkan diri sejauh-jauhnya untuk meminimalkan tolakan”. Teori VSEPR
pertama kali dikembangkan oleh ahli kimia dari Kanada, R.J. Gillespie (1957).
Bentuk molekul dan strukturnya dapat diramalkan dengan tepat melalui Struktur
Lewis. Struktur ini dapat menggambarkan bagaimana elektron tersusun pada suatu
atom yang berikatan. Sebagat contoh adalah ikatan kovalen pada molekul HC1. Struktur Lewis juga dapat menggambarkan jumlah pasangan elektron
bebas dan jumlah pas-angan elektron ikatan yang berada di sekitar atom pusat.
Teori VSEPR tidak menggunakan orbital atom dalam
meramalkan bentuk molekul, tetapi menggunakan titik elektron suatu atom. Jika
suatu atom bereaksi, maka elektron pada kulit terluar (elektron valensi) akan
bcrhubungan langsung terlebih dahulu. Elektron valensi akan menentu-kan
bagaimana suatu ikatan dapat terjadi.
Teori VSEPR menjelaskan terjadinya gaya
tolak-menolak antara pasangan-pasangan elektron pada kulit terluar atom pusat.
Masih ingatkah kalian dcngan jumlah elektron yang
mcncmpati suatu orbital? Apakah yang dimaksud dengan rumus duplet dan rumus
oktet?
Pada setiap orbital terdapat sejumlah elektron.
Ikatan antar atom terjadi karena kecenderungan atom untuk memenuhi rumus duplet
dan rumus oktet. Duplet berarti mcmiliki 2 elektron, scdangkan oktrt menandakan
suatu atom memiliki 8 elektron. Bagaimana cara meramalkan bentuk molekul dengan
titik elektron? Pengaturan pasangan elektron di sekitar atom sedemikian rupa
sehingga tolakan di antara pasangan elektron itu minimum. Tolakan minimum
tcrjadi bila elektron terletak pada bagian yang saling bcrlawanan terhadap
inti. Perhatikan molekul BeC12 pada Gambar 2.
Terdapat 2 elektron yang terletak berlawanan pada
orbital berupa balon terpilin. Molekul BeC12 berbentuk linear
dengan sudut 1800.
Teori VSEPR berhasil menjelaskan bentuk molekul.
Ketepatan daya prediksi teori VSEPR relatif sangat tinggi, khususnya untuk
molekul-molekul yang pusatnya atom non-logam. (www.unibookstore.stie-mce.ac.id)
Mengapa struktur SO2 berbeda
dengan struktur BeC12? Mengapa pula berbeda dengan
struktur BC13. Penjelasan berikut akan memberikan jawabannya.
Tolakan minimum didapat dengan meletakkan elektron
pada bagian yang berlawanan. Tolakan minimum pada mulekul BC13 dengan
atom B sebagai atom pusat didapat dengan bentuk segitiga. Adapun pada
molekul SO2 terdapat 3 kelompok elektron, yang salah
satunya adalah PEB dari atom S. Adanya elektron bebas ini akan mendesak atau
mendorong elekron ikatan untuk saling berdesakan, sehingga bentuk molekul
menjadi bentuk V.
Urutan tolak-menolak antara pasangan elektron pada
atom pusat dapat diurutkan sebagai: PEB-PEB > PEI-PEB > PEI-PEI.
PEB mempunyai gaya tolak-menolak sejauh mungkin
sehingga tolakannya minimum. Perbedaan kekuatan tolakan PEB dan PEI menyebabkan
penyimpangan dalam susunan ruang elektron dari bentuk molekul yang seharusnya.
Apabila pada molekul BC12 atom
pusat B dinotasikan dengan M, sedangkan ikatan dengan Cl yang terjadi dengan 2
pasang elektron ikatan dinotasikan dengan X2, maka
molekul BC12 dan molekul sejenis dinotasikan
dengan MX2. SO2 dinotasikan dengan MX2E, dengan
E menunjukkan jumlah pasangan pa sangan elektron bebas. Notasi semacam ini disebut
sebagai notasi VSEPR. Perhatikan notasi VSEPR dan bentuk molekul beberapa
senyawa pada Tabel 1.
Cara Menentukan Bentuk Molekul Berdasarkan Teori
VSEPR
- Tentukan atom pusatnya.
- Cari tahu nomor atomnya dan buat konfigurasi elektronnya.
- Tentukan jumlah elektron valensinya.
- Tentukan jumlah domain elektron dari atom lain yang berikatan (ligan).
- Jumlahkan elektron dari semua atom.
- Bagilah dua untuk mendapatkan jumlah pasangan elektron.
- Tentukan PEI berdasarkan jumlah atom yang terikat pada atom pusat, sisanya merupakan PEB.
- Tentukan notasi VSEPR dan bentuk molekul berdasarkan jumlah PEB dan PEI (lihat tabel 1. sebagai acuan).
2. Teori Domain Elektron
Teori domain elektron
merupakan penyempurnaan dari teori VSEPR. Domain elektron berarti
kedudukan elektron atau daerah keberadaan elektron, dengan jumlah domain
ditentukan sebagai berikut (Ralph H. Petrucci, 1985).
- Setiap elektron ikatan (baik itu ikatan tunggal, rangkap, atau rangkap tiga) berarti 1 domain.
- Setiap pasangan elektron bebas berarti 1 domain.
Prinsip-prinsip Dasar Teori Domain Elektron
Teori domain elektron mempunyai prinsip-prinsip dasar sebagai berikut (Ralph H. Petrucci, 1985):
1. Antardomain elektron pada kulit luar atom pusat
saling tolak-menolak sehingga domain elektron akan mengatur diri
(mengambil formasi) sedemikian rupa, sehingga tolak-menolak di antaranya
menjadi minimum. Susunan ruang domain elektron yang berjumlah 2 hingga 6
domain yang memberi tolakan minimum, dapat dilihat pada tabel di bawah.
Urutan kekuatan tolak-menolak di antara domain
elektron adalah:
tolakan antardomain elektron bebas > tolakan antara domain
elektron bebas dengan domain elektron ikatan > tolakan
antardomain elektron ikatan.
Perbedaan daya tolak ini terjadi karena pasangan
elektron bebas hanya terikat pada satu atom saja, sehingga bergerak lebih
leluasa dan menempati ruang lebih besar daripada pasangan elektron ikatan.
Akibat dari perbedaan daya tolak tersebut adalah mengecilnya sudut ikatan
karena desakan dari pasangan elektron bebas. Hal ini juga terjadi dengan
domain yang mempunyai ikatan rangkap atau rangkap tiga, yang pasti
mempunyai daya tolak lebih besar daripada domain yang hanya terdiri dari
sepasang elektron.
Bentuk molekul hanya ditentukan oleh pasangan
elektron terikat.
Jumlah domain (pasangan elektron) dalam suatu
molekul dapat dinyatakan sebagai berikut.
- Atom pusat dinyatakan dengan lambang A.
- Domain elektron ikatan dinyatakan dengan X.
- Domain elektron bebas dinyatakan dengan E.
Tipe
molekul dapat dinyatakan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut.
- Menentukan jumlah elektron valensi atom pusat (EV).
- Menentukan jumlah domain elektron ikatan (X).
- Menentukan jumlah domain elektron bebas (E).
Contoh Soal Teori Domain Elektron
Tentukan tipe molekul dari senyawa-senyawa biner
berikut ini:
a. BF3
b. PCl3
c. ClF3
Jawab:
a. Jumlah elektron valensi atom pusat (boron) = 3
Jumlah domain elektron ikatan (X) = 3
Jumlah domain elektron bebas
Tipe molekul: AX3.
Cara penetapan tipe molekul dengan menggunakan langkah-langkah
di atas hanya berlaku untuk senyawa biner berikatan tunggal. Untuk senyawa
biner yang berikatan rangkap atau ikatan kovalen koordinasi, maka jumlah
elektron yang digunakan untuk membentuk pasangan terikat menjadi dua kali
jumlah ikatan.
TEORI
PERPUTARAN BERPASANGAN ELEKTRON KULIT VALENSI
Salah satu tujuan utama teori ikatan kimia adalah untuk menerangkan dan
(kite harap) memperkirakan struktur molekul. Teori yang memperlihatkan
kemudahan dalam konsepnya dan memberikan hasil yang memuaskan dalam kemampuannya memperkirakan bentuk geometri molekul yang tepat disebut teori perputaran
berpasangan elektron Wit valensi (valence shell electron pair
repulsion theory—VSEPR theory). Teori
ini tidak menggunakan same sekali orbital atom. Kite lihat sebagai penggantinya
adalah bile struktur titik elektron dapat digambar untuk suatu molekul, maka
bentuk umum molekul tersebut dapat diperkirakan.
Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion:
"tolakan pasangan kulit elektron valensi") adalah suatu model kimia yang digunakan
untuk menjelaskan bentuk-bentuk molekul kimiawi berdasarkan gaya tolakan elektrostatik antar
pasangan elektron.[1]
Teori ini juga dinamakan teori Gillespie-Nyholm,
dinamai atas dua orang pengembang teori ini. Akronim "VSEPR"
diucapkan sebagai "vesper" untuk kemudahan pengucapan.Premis utama teori VSEPR adalah bahwa pasangan elektron valensi disekitar atom akan saling tolak menolak, sehingga susunan pasangan elektron tersebut akan mengadopsi susunan yang meminimalisasi gaya tolak menolak. Minimalisasi gaya tolakan antar pasangan elektron ini akan menentukan geometri molekul. Jumlah pasangan elektron di sekitar atom disebut sebagai bilangan sterik.
Teori VSEPR biasanya akan dibandingkan dengan teori ikatan valensi yang mengalamatkan bentuk molekul melalui orbital yang secara energetika dapat melakukan ikatan. Teori ikatan valensi berkutat pada pembentukan ikatan sigma dan pi. Teori orbital molekul adalah model lainnya yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana atom dan elektron tersusun menjadi molekul dan ion poliatomik.
Teori VSEPR telah lama dikritik oleh karena teori ini tidak memiliki perumusan yang kuantitatif, sehingga teori ini hanya dapat digunakan untuk memprediksi bentuk molekul secara "kasar", walaupun cukup akurat.
Bila kits ingin mengetahui bentuk
suatu molekul, kite cari caranya untuk menentukan bagaimana atom atau
sekelompok atom (biasanya untuk ini digunakan istilah ligan) tersusun
mengelilingi atom pusat. Sebagai contoh,
dalam molekul S02, bagaimana atom oksigen (ligan) diatur
mengelilingi atom beleran~? Apakah ketiga atom tersebut pads satu garis lurus
(disebut molekul Tinier) atau terikat membentuk sudut kurang dari 180°?. Untuk
menjawab pertanyaan ini, teori VSEPR menunjukkan bahwa pengaturan geometri
ligan sekeliling atom pusat ditentukan hanya oleh perputaran pasangan
elektron dikulit valensi atom pusat. Menurut teori tersebut pasangan elektron
dianggap dalam posisi dimana perputaran di antara elektron An minimum dan ligan
mengikuti perputaran tersebut. Untuk mengetahui bagaimana cara kerjanya, marilah kita mulai dengan memperhatikan molekul BeC12
yang sederhana. Struktur-titik elektronnya seperti ini
CI~Be:CI
Molekul khusus
ini, memenuhi rumus oktet, jadi hanya ada dua pasang elektron dikulit valensi Be. Menurut teori VSEPR, pasangan elektron ini akan
mengatur sendiri letaknya sejauh mungkin, sehingga perputaran antar elektron tersebut minimum. Bila ada dua
pasang elektron pada kulit valensi, perputaran minimum ini terjadi bila
elektron terletak ada bagian yang berlawanan dm. inti, yang dapat
kita gambarkan sebagai berikut
Dalam molekul BeCl, ligan (dalam hal ini atom klor) melekat pada Be, dengan membagi sama pasangan elektron tersebut.
Ini berarti klor harus ditempatkan dimana pasangan elektron tersebut
berada. Dengan demikian
struktur molekul adalah linear
Dalam
kenyataannya, bentuk molekul BeC12 adalah gas.
Kita dapat jugs
mempelajari hal ini lebih lanjut dengan mempelajari ikatan rangkap dua dan rangkap tiga. Misalnya molekul CO2 mempunyai struktur titik, dimana terlihat ada ikatan rangkap antara atom C dan O. Kedua pasang elektron pada ikatan rangkap harus berada pada
daerah yang sama di kulit valensi atom, bila tidak, ikatan itu bukan ikatan
rangkap. Oleh, sebab itu, dilihat dari akibat penentuan menurut
geometri molekul, kelompok empat elektron pada ikatan rangkap mempunyai sifat
yang hampir sama dengan kelompok dua elektron pada ikatan. tunggal.
Oleh sebab itu pada kulit valensi karbon,
kita mempunyai dua kelompok 'empat elektron dan kelompok ini
terletak pada tempat yang berlawanan dari inti karbon, jadi perputaran di
antara elektronnya minimum seperti sebelumnya, ligan (dalam hal ini oksigen) melekat pada atom pusat dengan bantuan pasangan elektron ini dan
kita peroleh lagi struktur yang tinier
Bila, ada
lebih dari dua pasang (kelompok pasangan) elektron dikulit valensi, kita
menjumpai pengaturan geometri yang berbeda. Pasangan elektron pada kulit valensi pada bentuk ini menghasilkan perputaran minimum. Jadi ada tiga pasang elektron mengelilingi boron, diharapkan ada tiga atom klor yang dapat disusun sekeliling atom boron di sudut segitiga sama sisi. Menurut Hasil percobaan, struktur inilah yang
dijumpai untuk BC13, yang disebut molekul segitiga datar (planar
triangular molecule).
molekul S02- Strutur
titik untuk salah satu dari dua struktur resonansinya adalah di sekeliling atom belerang
ada tiga kelompok elektron, dua kelompok masing-masing dengan satu pasang elektron dan satu kelompok dengan dua pasang elektron (ikatan rangkap).
KEPOLARAN
MOLEKUL DAN STRUKTUR MOLEKUL
Kepolaran molekul ditentukan oleh harga momen dipolnya
( ). Suatu molekul bersifat polar bila > 0 atau
0. Adanya perbedaan keelektronegatifan
antara dua atam yang membentuk ikatan kovalen menyebabkan
atom yang lebih elektronegatif kekurangan rapatan elektron, sebaliknya
atom yang lebih elektronegatif kelebihan rapatan elektron.
Akibatnya pada atom yang lebih elektronegatif terjadi muatan parsial
positif ( +), sedangkan pada atom yang lebih
elektronegatif terjadi muatan parsial ( -),
seperti yang terdapat pada molekul HF.
+ -
Pengaruh arah momen PEB dan momen ikatan terhadap
kepolaran molekul
Pengaruh arah momen PEB dan momen ikatan
terhadap kepolaran molekul dapat ditunjukkan dengan besarnya harga momen dipol
dari NH3 dan NF3. Kedua momen tersebut merupakan molekul
polar dengan arah momen ikatan dan momen PEB gambar dibawah ini
Pada NH3 momen tiga ikatan H-N dan momen
PEB searah, sedangkan pada NF3 momen tiga ikatan N-F dan momen
PEB arahnya berlawanan sehingga momen dipol NH3 lebih
besar dari pada momen dipol NF3, akibatnya kepolaran NH3
lebih tinggi daripada kepolaran NF3. Jadi bentuk molekul dari NH3
dan NF3 sama-sama berbentuk Trigonal Piramidal karena adanya PEB pada senyawa
tersebut.
Adanya PEB pada atom pusat mungkin tidak
mempengaruhi sudut ikatan yang ada, akan tetapi bertambahnya jumlah pasangan
elektron bebas yang terdapat pada kulit valensi atom
pusat ini akan memperpanjang ikatan yang ada, begitu pula
sebaliknya. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pengurangan sudut ikatan
cenderung diimbangi dengan bertambah panjangnya ikatan, juga sebaliknya.
Penentuan
kepolaran molekul hanya berdasarkan momen-momen ikatan
Meskipun memilki ikatan kovalen polar, tetapi molekul
BeCl2, BF3, CH4, PCl5 dan SF6
merupakan molekul-molekul nonpolar karena bentuk molekulnya menyebabkan jumlah
vektor dari momen ikatan dan momen pasangan elektron bebasnya sama dengan
nol. Menentukan polar atau tidaknya suatu molekul cukup menjumlahkan secara
vektor momen-momen ikatan yang ada tanpa melihat momen PEB. Jika vector momen
ikatan lebih besar dari nol, maka bersifat polar dan jika momen ikatan
sama dengan nol maka bersifat nonpolar.
Contoh:
1. H2O
dan NH3
Jumlah vektor momen ikatan > 0
maka bersifat polar
2. CCl4
Jumlah
vektor momen ikatan = 0 maka bersifat nonpolar
Atau momen
dipol dikatakan nol maka bersifat nonpolar
Dalam molekul nonpolar pusat muatan bersifat positif
dan muatan bersifat negatif berhimpit, sedangkan poda molekul polar pusat
muatan positif dan pusat muatan negatif dipisahkan oleh jarak tertentu.
Isomer dan kepolaran molekul
Suatu molekul tertentu dapat menunjukkan gejala
isomerisme atau keisomeran tertentu. Molekul demikian akan memiliki beberapa
isomer. Isomer yang mungkin terjadi dalam suatu molekul dapat memilki kepolaran
yang berbeda seperti yang ditunjukkan pada dikloroetilena.
Struktur molekul adalah penggambaran ikatan-ikatan
unsur atau atom yang membentuk molekul. Molekul terdiri dari sejumlah atom
yang bergabung melalui ikatan kimia, baik itu ikatan kovalen, ikatan hidrogen
dan ikatan ion, serta ikatan-iktan kimia lainnya. Dan atom tersebut
berkisar dari jumlah yang sangat sedikit(dari atom tunggal, seperti gas mulia)
sampai jumlah yang sangat banyak (seperti pada polimer, protein atau bahkan
DNA). Bentuk molekul, yang berarti cara atom tersusun di dalam ruang,
mempengaruhi banyak sifat-sifat fisika dan kimia molekul tersebut. Kebanyakan
molekul mempunyai bentuk yang didasarkan kepada lima bentuk geometri yang berbeda.
Molekul-molekul di dalam berikatan, mengacu pada
beberapa aturan dan bentuk-bentuk ikatan kimia. Apabila molekul ingin berikatan
harus sesuai dengan aturan-aturan atau syarat-syarat unsur-unsur tersebut dalam
membentuk sebuah molekul. Karena tidak sembarang suatu unsure membentuk
molekul.
ORBITAL
YANG TUMPANG TINDIH DAN IKATAN KOVALEN
Berdasarkan teori ikatan valensi, ikatan kovalen dapat terbentuk jika
terjadi tumpang tindih orbital valensi dari atom yang berikatan. Orbital
valensi merupakan orbital terluar dari suatu atom dan merupakan tempat
terletaknya elektron valensi. Orbital valensi inilah yang digunakan pada
pembentukan ikatan kimia. Dua atom yang saling mendekati masing-masing memiliki orbital valensi dan satu elektron. Orbital valensi ini saling tumpang tindih sehingga elektron yang terletak pada masing-masing orbital valensi saling berpasangan. Sesuai larangan Pauli maka kedua elektron yang berpasangan tersebut harus memiliki spin yang berlawanan karena berada pada satu orbital. Dua buah elektron ditarik oleh inti masing-masing atom sehingga terbentuk ikatan kovalen. Untuk penjelasan selanjutnya orbital valensi disebut orbital saja.
Orbital dari dua buah atom yang salng tumpah tindih harus memiliki tingkat energi yang sama atau perbedaan tingkat energinya.
PEMBENTUKAN IKATAN KOVALEN MENGGUNAKAN ORBITAL ASLI
Dua jenis orbital yang digunakan dalam pembentukan ikatan kovalen yaitu orbital asli dan orbital hibridisai.jenis orbital yang digunakan dalam pembentukan ikatan kovalen dapat diramalkan berdasarkan geometri, terutama besar sudut ikatan yang ada disekitar atom pusat. Berikut beberapa molekul yang terbentuk menggunakan orbital asli.
Contoh H2S
Dari konfigurasi elektron atom S pada keadaan dasar dapat diketahui bahwa pada orbital 2py dan orbital 2pz masing-masing masih kekurangan satu elektron, demikian pula pada atom H masih kekurangan satu elektron pada orbital 1s. Oleh sebab itu dalam pembentukan H2S, dua elektron yang terletak pada orbital 3p berpasangan dengan dengan dua elektron pada orbital 1s dari dua atom hidrogen.
Besarnya sudut ikatan dua buah orbital p adalah 90°. Berdasarkan eksperimen diperoleh besarnya sudut ikatan H-S-H sebesar 92°. Perbedaan sudut ikatan disebabkan oleh tolakan antara dua inti atom hidrogen yang berdekatan. Karena perbedaan sudut ikatan tidak begitu jauh maka pembentukan ikatan H-S, atom S dianggap menggunakan orbital-orbital asli.
Gambar tumpang tindih orbital-orbital pada pembentukan ikatan H-S dalam molekul H2S
Contoh HCl
Dari konfigurasi elektron atom Cl pada keadaan dasar dapat diketahui bahwa pada orbital 2pz masih kekurangan satu elektron, demikian pula pada atom H masih kekurangan satu elektron pada orbital 1s. Oleh sebab itu dalam pembentukan H2S, dua elektron yang terletak pada orbital 3p berpasangan dengan dengan dua elektron pada orbital 1s dari dua atom hidrogen.
Oleh sebab itu dalam pembentukan HCl, satu elektron yang terletak pada orbital 3pz berpasangan dengan dengan satu elektron pada orbital 1s dari satu atom hidrogen.
Molekul HCl berbentuk lenear dan memiliki sebuah ikatan tunggal, sehingga molekul HCl menggunakan orbital asli dalam pembentukan ikatan H-Cl.
ORBITAL
HIBRIDA DAN STRUKTUR MOLEKUL
Hibridisasi adalah
sebuah konsep bersatunya orbital-orbital atom membentuk orbital hibrid yang
baru yang sesuai dengan penjelasan kualitatif sifat ikatan atom. Konsep
orbital-orbital yang terhibridisasi sangatlah berguna dalam menjelaskan bentuk
orbital molekul dari sebuah molekul.
Teori hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, biasanya
digunakan untuk menjelaskan molekul yang terdiri dari atom C, N, dan O (kadang
kala juga P dan S). Penjelasannya dimulai dari bagaimana sebuah ikatan
terorganisasikan dalam metana.
Pembentukan ikatan dalam senyawa harus sesuai dengan aturan hibridisasi yaitu :
Pembentukan ikatan dalam senyawa harus sesuai dengan aturan hibridisasi yaitu :
- Orbital yang bergabung harus mempunyai tingkat energi sama atau hampir sama
- Orbital hybrid yang terbentuk sama banyaknya dengan orbital yang bergabung.
- Dalam hibridisasi yang bergabung adalah orbital bukan electron
Pembentukan orbital
hybrid melalui proses ibridisasi adalah sebagai berikut :
- Salah satu electron yang berpasangan berpromosi ke orbital yang lebih tinggi tingkat energinya sehingga jumlah electron yang tidak berpasangan sama dengan jumlah ikatan yang akan terbentuk. Atom yang sedemikian disebut dalam keadaan tereksitasi. Promosi yang mungkin adalah dari ns ken p dan ns ke ns ke nd atau (n-1)d
- Penggabungan orbital mengakibatkan kerapatan electron lebih besar di daera orbital hybrid.
- Terjadi tumpang tindih orbital hybrid dengan orbital atom lain sehingga membentuk ikatan kovalen atau kovalen koordinasi.
1. Hibridisai SP
Salah
satu contoh orbital sp terjadi pada Berilium diklorida. Berilium mempunyai 4
orbital dan 2 elektron pada kulit terluar. Pada hibridisasi Berilium dijelaskan
bahwa orbital 2s dan satu orbital 2p pada Be terhibridisasi menjadi 2 orbital
hibrida sp dan orbital 2p yang tidak tribridisasi. Hibridisasi sp membentuk
geometri linear dengan sudut 180.
2. Hibridisasi sp2
Salah satu contoh
orbital hirbid sp2 diasumsikan terjadi pada Boron trifluorida. Boron mempunyai
4 orbital tapi hanya 3 eletron pada kulit terluar. Hibridisasi boron
mengkombinasikan 2s dan 2 orbital 2p menjadi 3 orbital hybrid sp2 dan 1 orbital
yang tidak mengalami hibridisasi. Orbital hybrid sp2 menjadi bentuk trigonal planar
dengan sudut ikatan120.
3. Hibridisasi
sp3
Hibridisasi satu
orbital s dan tiga orbital p, membentuk orbital hibrida sp3 yang
strukturnya tetrahedral. Sudut ikatan dengan orbital ini mendekati 109028’.
IKATAN
RANGKAP
Ikatan kovalen
rangkap adalah ikatan kimia yang terbentuk dari penggunaan bersama dua atau
tiga pasang elektron (setiap atom yang berikatan memberikan dua atau tiga
elektron valensi untuk digunakan secara bersama-sama). Dengan demikian jumlah
PEI adalah dua atau tiga.
Dari pengertian ikatan
kovalen rangkap di atas, jumlah pasangan elektron ikatan yang digunakan
bersama-sama adalah dua atau tiga sehingga dari definisi tersebut menunjukkan
bahwa ikatan kovalen rangkap ada dua macam yaitu ikatan kovalen rangkap
dua dan ikatan kovalen rangkap tiga. Dengan demikian
dapat kita simpulkan bahwa:
Ikatan kovalen
rangkap dua adalah ikatan yang terbentuk dari penggunaan bersama dua
pasang elektron (jumlah pasangan PEI ada 2) oleh dua atom yang berikatan
sedangkan ikatan kovalen rangkap tiga adalah ikatan yang terbentuk dari
penggunaan bersama tiga pasang elektron (jumlah pasangan PEI ada 3
Proses
Pembentukan Ikatan Kovalen Rangkap 2 pada Senyawa CO2
Senyawa CO2 tersusun
atas satu atom C dan dua atom O dengan konfigurasi elektron sebagai berikut:
6C
|
=
|
2, 4
|
(memerlukan 4
elektron untuk mencapai kaidah oktet)
|
8O
|
=
|
2, 6
|
(memerlukan 2
elektron untuk mencapai kaidah oktet)
|
Untuk mencapai
kestabilannya, atom C cenderung menerima 4 elektron, sedangkan atom O cenderung
menerima 2 elektron. Jika atom C dan O saling berikatan, 1 atom C harus
menyumbangkan 4 elektron untuk digunakan bersama. Adapun atom O harus
menyumbangkan 2 elektron.
Berapakah jumlah
atom O yang harus diikat oleh atom C? jika hanya 1 atom O, atom O telah
memenuhi kaidah oktet. Akan tetapi, atom C masih kekurangan 2 elektron. Agar
memenuhi kaidah oktet, atom C harus mengikat 1 atom O lagi sehingga jumlah atom
O yang diikat berjumlah 2 buah.
Pada keadaan ini,
atom C dan O sama-sama memenuhi kaidah oktet (mencapai kestabilan).
Proses
Pembentukan Ikatan Kovalen Rangkap 3 pada Molekul N2
Molekul N2 tersusun
atas dua atom N dengan konfigurasi elektron sebagai berikut:
7N
|
=
|
2, 5
|
(memerlukan 3
elektron untuk mencapai kaidah oktet)
|
Berdasarkan
konfigurasi elektron atom N di atas, maka atom N akan stabil jika konfigurasi
elektronnya serupa dengan 10Ne = 2, 8. Agar stabil maka atom N
memerlukan 3 elektron tambahan. Kedua elektron tambahan tersebut dapat
diperoleh jika dua atom N saling berikatan dimana setiap atom N menyumbangkan 3
elektron untuk digunakan bersama sehingga masing-masing atom N mencapai kaidah
oktet.
STRUKTUR
RESONANSI
Dalam kimia, resonansi
atau mesomerisme merupakan penggunaan dua atau lebih struktur
Lewis untuk menggambarkan molekul tertentu. Struktur resonansi adalah salah
satu dari dua atau lebih struktur Lewis untuk satu molekul yang tidak dapat
dinyatakan secara tepat dengan hanya menggunakan satu struktur Lewis. Tanda
panah dua arah menyatakan bahwa struktur-struktur yang diberikan merupakan
struktur resonansi.Masing-masing struktur resonan dapat melambangkan struktur Lewis, dengan hanya satu ikatan kovalen antara masing-masing pasangan atom. Beberapa struktur Lewis digunakan bersama-sama untuk menjelaskan struktur molekul. Namun struktur tersebut tidak tetap, melainkan ada sebuah osilasi antara ikatan rangkap dengan elektron, saling berbolak-balik. Maka dari itu disebut dengan resonansi. Struktur yang sebenarnya mungkin saja adalah peralihan dari dua struktur resonan. Bentuk peralihan (intermediet) dari struktur resonan disebut dengan hibrida resonan.
Sifat
Molekul atau ion yang dapat beresonansi mempunyai sifat-sifat berikut:
Struktur yang berkontribusi dalam ion iminium
- Dapat dituliskan dalam beberapa struktur Lewis yang disebut dengan struktur resonan. Tetapi tidak satupun struktur tersebut melambangkan bentuk asli molekul yang bersangkutan.
- Di antara struktur yang saling beresonansi bukanlah isomer.
- Masing-masing struktur struktur Lewis harus mempunyai jumlah elektron valensi dan elektron tak berpasangan yang sama.
- Ikatan yang mempunyai orde ikatan yang berbeda pada masing-masing struktur tidak mempunyai panjang ikatan yang khas.
- Struktur yang sebenarnya mempunyai energi yang lebih rendah dibandingkan energi masing-masing struktur resonan.
Struktur resonansi
Posisi
elektron
dapat diubah-ubah untuk menghasilkan struktur resonansi yang lain, tanpa
mengubah posisi atom-atomnya. Dengan kata lain, atom-atom yang saling berikatan
harus tetap dalam semua struktur resonansi untuk satu spesi tertentu. Akhirnya,
perhatikan bahwa walaupun suatu ion
atau senyawa
dapat digambarkan secara lebih akurat dengan menyertakan dengan menyertakan
semua struktur resonansinya, tetapi supaya sederhana biasanya hanya satu
struktur Lewis saja yang dipergunakan
IKATAN
TUNGGAL DIBANDINGKAN IKATAN RANGKAP : STRUKTUR MOLEKUL UNSUR NON LOGAM
Unsur
Non logam merupakan kebalikan dari unsur
logam. Unsur non logam adalah unsur-unsur yang tidak memiliki sifat logam.
Berikut beberapa contoh unsure jenis nonlogam dan lambangnya.
Nama Unsur
|
Nama Latin/ Internasional
|
Lambang Unsur
|
Klorin
Helium
Hidrogen
Oksigen
Karbon
Belerang
Nitrogen
Fluorin
Fosfor
Lodin
|
Chlorine
Helium
Hydrogen
Oxygen
Carbon
Sulfur
Nitrogen
Fluorin
Phosphorus
Iodine
|
Cl
He
H
O
C
S
N
F
P
I
|
Beberapa
sifat unsure-unsur nonlogam sebagai berikut:
a. Tidak dapat menghantarkan panas dan listrik (nonkonduktor, kecuali grafit).
a. Tidak dapat menghantarkan panas dan listrik (nonkonduktor, kecuali grafit).
b. Wujudnya dapat berupa padatan, cairan atau gas.
c. Kecuali intan, tidak mengkilap walau digosok.
d. Bersifat rapuh dan tidak dapat ditempa.
c. Kecuali intan, tidak mengkilap walau digosok.
d. Bersifat rapuh dan tidak dapat ditempa.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar